Kamis, 03 Maret 2011

istikharah cinta

Bersaksi cinta diatas cinta
Dalam alunan tasbih ku ini
Menerka hati yang tersembunyi
Berteman dimalam sunyi penuh do'a

Sebut nama Mu terukir merdu
Tertulis dalam sajadah cinta
Tetapkan pilihan sebagai teman
Kekal abadi hingga akhir zaman

Istikharah cinta memanggilku
Memohon petunjukmu
satu nama teman setia
Naluriku berkata

Dipenantian luahan rasa
Teguh satu pilihan
Pemenuh separuh nafasku
Dalam mahabbah rindu

diistikharah cinta..

istikharah cinta

Merancang Kerja (NOWSEEHEART)

Jumat, 11 Februari 2011

Aku Cuba Mencintaimu

aku cuba mencintaiMu,

hati tidak juga terasa,

aku cuba berkali-kali pun tidak terasa apa apa juga,

aku fikir-fikir nikmatMu... Lihat seterusnya...

aku kenang-kenangkan rahmatMu agar nampak kemurahanMu,

atas nama ilmu aku akur....

Namun aku belum jatuh hati juga denganMu

aku susah hati, aku sedih selalu,

mengapa terjadi begini

mengapa cintaku padaMu belum berbunga lagi

sedangkan aku tahu aku akui

nikmatMu terlalu banyak padaku

jika hendak dihitung,tidak mungkin terhitung

Aku iri hati selalu

cerita dan berita orang soleh zaman dahulu

hebatnya cinta mereka kepadaMu

hilang selera makan keranaMu

asyik memuja dan memujiMu

mensucikan dan membesarkanMu,

terutama di waktu malam yang sepi

di waktu orang mimpi

mereka memujaMU merintih padaMu mengharap kasih sayangMu,

air mata mereka membasahi pipi

adakalanya menitis kebumi

mereka merasa Engkau adalah segala-galanya

Engkau adalah hidup mati mereka

Engkau adalah dibibr mereka

Engkau adalah hati jantung mereka.

tapi aku tidak begitu

aduh! keras hatiku,keras hatiku

hingga kini aku belum boleh mencintai kekasih agungku

baru aku sedar cinta padaMU adalah anugerah dan hidayahMu

bertuahlah dan berbahagialah

orang yang Engkau anugerahkan kecintaan padaMu

aku bila lagikah Tuhan?

dapat sedikit pun jadilah

aku tidak akan putus asa

akan ku cuba lagi selagi ada nyawa dibadan

dihujung hidupku kalau dapat pun sudah cukuplah

wahai tuhan ALHANNAN WAL MANNAN......

hamba Allah

Jumat, 14 Januari 2011

I LOVE YOU UMMI,,,,

Dan Kami telah perintahkan kepada manusia (berbuat baik ) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, dankepadakulah kembalimu.” (Luqman: 14) Ibu adalah satu kata yang paling berkesan dalam hidup manusia. “Mama”, “Bunda”, “Enyak”, “Emak”, “Ummi” atau apa pun sebutannya, maksudnya tetap merujuk kepada seorang wanita yang melahirkan Kita puluhan tahun yang lalu. Adalah fitrah jika seorang manusia menghormati dan menghormati orang yang berjasa pada dirinya, apalagi mencintai dan menyayangi ibunya karena ibu telah begitu banyak berkorban, memberi dan memberi kepada anak-anaknya… Karena itu, tulisan ini didedikasikan agar setiap pembaca menghayati pengorbanan ibunya dan dapat bersyukur kepada Allah dan kemudian kepada ibu bapaknya. Karena setiap manusia di muka Bumi pasti terlahir dari seorang ibu. Setiap kita pasti pernah mengalami kehidupan dalam sebuah alam yang terhormat dalam perut seorang perempuan selama lebih kurang 9 bulan 10 hari. Alam kandungan merupakan  tempat persinggahan yang kokoh sebelum lahir ke muka Bumi… Dia bernama “rahim”, nama yang sama dengan salah satu nama Allah yaitu “Ar-Rahim” (Yang Maha Penyayang).
Kenanglah Pemberian Ibu
Ibu teramat sangat besar jasanya bagi hidup seseorang. Tidak dapat dibandingkan dengan manusia mana  pun. Sungguh keliru jika orang menganggap ada orang lain yang lebih berjasa bagi dirinya selain Ibunya sendiri. Sebelum orang lain melihat Anda lahir sebagai penduduk Dunia, ibulah yang pertama kali merasakan keberadaan Anda dalam tubuhnya. Dialah yang mensuplai Anda makanan, merawat dan memelihara Anda selama dalam kandungan… Saat itu, dalam tubuh ibumu terdapat dua jiwa yang salahsatunya harus dipersiapkan untuk menjadi seorang manusia…  Dalam alam rahim inilah seluruh perasaan cinta dan kasih ibu dicurahkan  terhadap anaknya, dengan perkenan dan idzin Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang…
Mengandung seorang bayi bukanlah menggendong barang yang bisa istirahat di saat yang diinginkan. Sang jabang bayi melekat dengan tubuhnya dan menjadi parasit yang menggerogoti kekuatan Sang Ibu. Dari waktu ke waktu bertambah berat dan menyulitkan.. Sungguh jarang ibu mengeluh, meskipun ada sedikit keluhannya namun dia tetap dalam keadaan bangga dan penerimaan yang tulus terhadap keberadaan Anda di dalam tubuhnya…  Untuk mengapresiasi para ibu, peristiwa ini digambarkan Allah di dalam Al qur-an,
Dan Kami telah perintahkan kepada manusia (berbuat baik ) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, dankepadakulah kembalimu. (Luqman: 14)
Anda tidak akan dapat membayangkan betapa sakitnya ketika seorang ibu ketika melahirkan seorang bayi..  Apalagi membayangkan ibu Anda sendiri sewaktu melahirkan Anda puluhan tahun yang lalu… Dia bergulat dengan maut, dia mempertaruhkan selembar nyawanya untuk kehadiran Anda sebagai penduduk Dunia… Tidak jarang Ibunda  mengalah, dia harus wafat meninggalkan anaknya yang lahir sebagai bayi.. Kebahagiaan seorang ibu terjadi ketika anak tersebut lahir dengan selamat…, mendengar tangis bayinya untuk pertama kali. Mungkin dia bukan orang pertama yang melihat wujudnya dengan kedua biji mata, namun dapat dipastikan dialah yang paling bahagia saat itu… Dengan wajah penuh peluh, perasaan harap dan cemas dalam keadaan tubuh yang teramat letih dan lelah seolah-olah dia bertanya, “Bagaimana dia suster..?”… Itulah luapan cinta yang tak terhingga..
Tidak sampai disitu saja, Ibunda telah menyediakan seluruh perhatian dan kasih sayangnya kepada bayi yang baru lahir tersebut. dia menggendongnya, menyusukannya, merawat dan memeliharanya, memberi makanan dan membersihkannya… Di malam hari ibu harus bangun karena anaknya bangun dan minta disusui… Tidak ada waktu tersisa selain untuk merawat dan menjaga sang bayi… Menyusukan ini adalah berbagi makanan dengan anak yang disusukannya.. Menurut Ilmu Kedokteran susu ibu tidak tergantikan nilai kandungan gizinya dengan susu mana pun di muka bumi.  ASI (Air susu ibu) yang diberikan secara cukup kepada seorang anak akan menentukan kesehatan dan ketahanan fisik anak tersebut di masa yang akan datang.
Bagaimana dengan ayah (bapak)? Pada saat anak dalam kandungan; sudah bagus jika ayah mau memberi kasih sayang kepada isteri yang mengandung anaknya.. Pada saat persalinan, sang Ayah biasanya hanya diam saja menunggu di luar tempat persalinan dengan harapan agar kerja keras isterinya berhasil. Alangkah bagusnya jika dia hadir di samping pembaringan isterinya, memberi semangat dan dorongan kepada calon ibu tersebut… Realitanya, kebanyakan kaum Bapak merasa tidak kuat menyaksikan persalinan atau karena alasan lain sehingga tidak di tempat… Pada waktu Anda bayi ayah sedikit menggendong anaknya dibandingkan ibu.. Apalagi untuk membersihkan kotoran atau kencing sang bayi…
Bukan untuk membanding-bandingkan, Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi wa Sallam ketika ditanya tentang “Siapakah orang yang paling pantas untuk mendapatkan pelayanan terbaikku” menjawab dengan “Ibumu!!!”. Pertanyaan ini diulang sampai tiga kali dan masih dijawab dengan “ibumu”. Setelah keempat kali barulah Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Kemudian ayahmu”.  Ini menggambarkan kedudukan ibu yang begitu tinggi. Hadits yang membicarakan keutamaan ayah dan ibu cukup banyak. Seperti, “Ridhollah fi ridhol walidain wa sukhtullah fi shukhtil walidain” (Ridho Allah terletak pada ridho kedua orangtua kemurkaan Allah terletak pada kamarahan kedua orangtua)
Ayah adalah orang bertanggung jawab kepada keluarga, perannya juga sangat penting dalam hidup Kita. Kerjasama yang baik kedua orangtua dalam melahirkan memelihara, dan mendidik anak ; itulah yang membuat Kita hadir di muka bumi sampai saat ini . Allah Subhanahu wa Ta’ala menekankan peranan ayah ibu dalam berbagai ayatnya. Kemudian mewajibkan kaum muslimin untuk senantiasa berbuat baik kepada keduanya (birrul walidain).
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil.” (Al Isra: 22)

Mampukah Kita Membalas?
Lantas dengan apakah Kita membalas semua kebaikan orangtua? Dapatkah Kita memberikan kasih sayang yang serupa kepada keduanya sebagaimana mereka menyayangi Kita diwaktu Kita kecil?
Hanya orang-orang berpekerti luhur dan mulia akan bersikap baik kepada kedua orang tua. Mereka tahu kedudukan serta kemuliaan ayah bundanya… dia dapat merasakan tatkala mencium tangan ibu atau bapak-nya seolah-olah dia bersujud dengan Ruh dan perasaan-nya laksana bersujud kepada Allah, dia mendapatkan jati diri yang sebenarnya sebagai suatu rahasia dalam kehidupan. Semua itu menjadi bukti penghargaan dan  penghormatan kepada kedua oang tua. Dalam ajaran Islam, saking pentingnya berbuat baik kepada kedua orangtua seorang anak wajib mencintai, menghormati dan memelihara kedua orangtuanya… walaupun keduanya musyrik atau berlainan agama.

Bagaimanakah cara sebaiknya agar seseorang berbakti kepada orangtua ?? “Kasih ibu sepanjang hayat kasih anak sepanjang jalan”, itulah ungkapan yang sering muncul dalam mengungkapkan hubungan seseorang dengan ibunya. Sekarang ini, pernahkah Anda renungkan bagaimana sebenarnya sikap Anda terhadap ibu Anda. Coba renungkan sejenak apa saja jasa yang Anda berikan kepadanya…
Mungkin di antara Anda ada yang mengatakan, “Aku memberinya tempat tinggal”, “Aku membiayainya sewaktu dirawat di rumah sakit”.. Sebenarnya bukan itu yang diharapkan orangtua dari Anda… Yang diinginkannya adalah “kasih sayang”.  Setidaknya ada lima kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya:
Pertama, Jangan ada penilaian yang tidak mengenakkan keduanya dikarenakan terlihat atau tercium dari kedua orang tua kita sesuatu yang tidak enak. Akan tetapi memilih untuk tetap bersabar dan beharap pahala kepada Allah dengan hal tersebut.
Kedua,  jangan menyusahkan kedua orang tua dengan ucapan yang menyakitkan.
Ketiga, berbicara dengan suara dan kata-kata yang lemah lembut kepada keduanya diiringi dengan sikap sopan santun yang menunjukkan penghormatan kepada keduanya.
Keempat, berdoa memohon kepada Allah agar Allah menyayangi keduanya sebagai balasan kasih sayang keduanya terhadap kita, “robigh lii wa li-waa lidayya war ham humaa kamaa robbayaanii soghiroo” (ya Allah ampunilah aku dan kedua orangtuaku  dan ampunilah sayangilah keduanya sebagaiman ameeka menyayangi daku sewaktu kecil)
Kelima, selalu bersikap tawadhu’ dan merendahkan diri kepada keduanya,
dengan menaati keduanya selama tidak memerintahkan kemaksiatan kepada Allah serta sangat berkeinginan untuk memberikan apa yang diminta oleh keduanya sebagai wujud kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya.  Agar menjadi  anak berbakti perhatikan syarat-syarat berikut,
•  Lebih mengutamakan ridha dan kesenangan kedua orang tua daripada ridha diri sendiri, isteri, anak, dan seluruh manusia.
•  Selalu menaati orang tua dalam semua apa yang mereka perintahkan dan mereka larang baik sesuai dengan keinginan anak ataupun tidak sesuai dengan keinginan anak.
•  Berupaya memberikan untuk kedua orang tua kita segala sesuatu yang kita ketahui bahwa hal tersebut disukai oleh keduanya sebelum keduanya meminta hal itu.

Selasa, 11 Januari 2011

memang harus ada ujian...

Ujian
itulah yang membuat kita
mengenali diri,
siapa kita,
kemana kita dan
dimana berakhirnya kita....

ujian
itu menjadikan kita mengenali diri kita...
berani melangkah dan terus melangkah...

tanpa ujian
kita sendiri tidak mengetahui menilai siapa diri kita...
terima kasih kepada yang menganugerahkan ujian itu..

Alhamdulillah,
Thank you ALLAH

Hati,,, Bagaimana Keadaanmu sekarang...!!!!

Hati,
Dikala hatiku masih berbolak balik,
Bisikan dan hasutan syaitan silih berganti,
Ku kuatkan semangat melawan semampu mungkin,

Aaargh,
lemahnya diriku kerna sering tertewas!

Hati,
Kerapuhan hati kian meningkat,
Dek kerana titik hitam yang menyelinap dan bersembuyi dihatiku,
Terasa begitu sakit dan pedih apabila virus kian merebak merosakkan
hati ini,
Sungguh sukar untukku mendapatkan penawarnya,
Hati,
Sesungguhnya, menjagamu amat sukar bagiku,

Ku tetapkan hati ,
Hati ini mesti dilindungi dan dikasihi,
Tidak tegar untukku menzalimi hati yang diciptakan suci dan bersih,

Hati,
Ku mengorak 1001 langkah yang membawa hati ini dekat kepadaNya,
Agar sentiasa terpelihara,

Kerna,
terlalu lemah untukku memeliharanya,

Ya Allah,

Sesungguhnya aku mengerti ,
Hati ini hanya untukMu,

Ya Allah,
Hanya padaMula aku berserah,
Hanya padaMu,
selayak-layaknya hati ini kembali ,
Janganlah Engkau membiarkan hati ini dizalimi,
Ya Allah kepadaMu aku bersandar agar hati ini sentiasa di bawah lindungan dan rahmatMu

Jumat, 07 Januari 2011

Renungan Buat Ikhwan-Akhwat yang Berta'aruf di Dunia Maya



“Ukhti, aku tertarik ta’aruf sama anti.” Itulah kalimat yang sering diadukan oleh para akhwat yang penulis kenal. Dalam satu minggu bisa ada dua tawaran ta’aruf dari ikhwan dunia maya. Berdasarkan curhat para akhwat, rata-rata si ikhwan tertarik pada akhkwat melalui penilaian komentar akhwat.

Banyaknya jaringan sosial di dunia maya seperti facebook, yahoo messenger, dll, menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas.  Begitu lembut dan halusnya jebakan dunia maya, tanpa disadari mudah menggelincirkan diri manusia ke jurang kebinasaan.  Kasus ta’aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang bergelar ikhwan memajang profil islami, tapi serampangan memaknai ta’aruf. Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas agamanya, langsung berani mengungkapkan kata ‘ta’aruf’, tanpa perantara.  Jangan memaknai kata “ta’aruf” secara sempit, pelajari dulu serangkaian tata cara ta’aruf atau kaidah-kaidah yang dibenarkan oleh Islam. Jika memakai kata ta’aruf untuk bebas berinteraksi dengan lawan jenis, lantas apa bedanya yang telah mendapat hidayah dengan yang masih jahiliyah? Islam telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta’aruf.  Suatu ketika ada sebuah cerita di salah satu situs jejaring sosial, pasangan akhwat-ikhwan mengatakan sedang ta’aruf, dan untuk menjaga perasaan masing-masing, digantilah status mereka berdua sebagai pasutri, sungguh memiriskan hati.


Pernah juga ada kisah ikhwan-akhwat yang saling mengumbar kegenitan di dunia maya, berikut ini petikan obrolannya:  “Assalamualaikum ukhti,” Sapa sang ikhwan.  “‘Wa’alikumsalam akhi,” Balas sang akhwat.  “Subhanallah ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti, seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti azwar, bla bla bla bla…” puji ikhwan tersebut.  Apakah berakhir sampai di sini? Oh no…. Rupanya yang ditemui ini juga akhwat genit, maka berlanjutlah obrolan tersebut, si ikhwan bertanya apakah si akhwat sudah punya calon, lantas si akhwat menjawab.  “Alangkah beruntungnya akhwat yang mendapatkan akhi kelak.”  Sang ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat. “Subhanallah, sangat beruntung ikhwan yang mendapatkan bidadari dunia seperti anti.”  


    ....Banyaknya jaringan sosial di dunia maya menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya....  Owh mengerikan, berlebay-lebay di dunia maya, syaitan tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu tertancaplah rasa, bermekaran di dada dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan pernikahan.  Dengan bangganya sang ikhwan menaburkan janji-janji manis, akan mengajak akhwat hidup di planet mars, mengunjungi benua-benua di dunia. Hingga larutlah keduanya dalam janji-janji lebay.  Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya……a’udzubillah, bukan begitu ta’aruf yang Rasulullah ajarkan.


Wahai Ikhwan, Jangan Permainkan Ta’aruf!  Muslimah  itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik yang dibenarkan Islam. Cari tahu informasi tentang akhwat melalui pihak ketiga yang bisa dipercaya. Jika maksud ta’arufmu untuk menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tapi prosesnya jangan keluar dari koridor Islam.      ....Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan?....  Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan? Jagalah izzah muslimah, mereka adalah saudaramu. Pasanglah tabir pembatas dalam interaksi dengannya. Pahamilah, hati wanita itu lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan batin jika jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekedar main-main.  Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka.  Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani wanita mulia di awal-awal Islam, biarkan iman mereka bertambah dalam balutan rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.


Wahai Ikhwan,  Ini hanya sekedar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat dijadikan tolak ukur kesalehahan mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah yang membantumu mencari data dan informasinya.      ....luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis....


Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis. Duhai Akhwat, Jaga Hijabmu!  Duhai akhwat, jaga hijabmu agar tidak runtuh kewibaanmu. Jangan bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan taaruf. Karena ta’aruf yang  tidak berdasarkan aturan syar’i, sesungguhnya sama saja si ikhwan meredahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat yang benar dan serius, tentu akan memakai cara yang Rasulullah ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan caranya sendiri.  Duhai akhwat, terkadang kita harus mengoreksi cara kita berinteraksi dengan mereka, apakah ada yang salah hingga membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita terhadapnya?


Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia maya tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya, waspadalah, karena engkau adalah sebaik-baik wanita yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terpedaya oleh rayuan orang di dunia maya.
     ....berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram....  Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada di dirimu menjadi simpanan manis buat suamimu kelak.  Duhai akhwat, ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad nikah.

  ♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

[Yulianna PS/voa-islam.com]

secercah motivasi

Sering kita mengira kebahagiaan akan terlahir saat kita terlepas dari ujian yang saat ini mengguncang kehidupan kita, hingga kita terjebak dan terus menunggu gelombang itu hilang, semantara badai tak kunjung reda, silih berganti menekan logika menerpa jiwa dan menggetarkan kokohnya keimanan, hampir saja manusia berkata "lelah... apakah ini taqdir?"

Padahal - jika kita sedikit saja - memaknai tentang makna dibalik ujian ujian yang ditebarkan disetiap jalanan ini, kita tidak akan mengunggu terlalu lama untuk berbahagia. Kita tidak akan menunggu hingga dipuncak gunung yang kita daki untuk melihat keindahan yang kita bayangkan, mungkin dipuncak itu tidak ada kehidupan?

Sedikitlah lebih bijak, redam obsesi kita dan lihat sekitar.
Dijalanan menuju puncak yang kita tuju, sebetulnya kita bisa menemukan keceriaan alam menyambut pagi, air yang berlomba berkejaran menuruni lembah, dedaunan yang melindungi kita, atau kicau burung yang menghibur kesedihan kita dengan ikhlas.

Manusia memang cendrung pelupa, padahal mereka mengatakan dirinya ber-iman.
Tentu saja keimanan yang telah bersemayam dan di ikrarkan itu tidak akan dibiarkan, keimanan itu akan terus di kokohkan dan dinaikan derajatnya melalui Ujian Ujian.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: " Kami t e l a h b e r i m a n" , sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS Al Ankabut : 2)

Begitu jelas..
Bahwassannya ujian itu akan terus menerus menerpa setiap jiwa, baik berupa kesenangan atau kemelaratan. Baik dalam tawa tawa atau kesedihan kesedihan.. bahkan dalam ke-ilmuan dan nikmat dan bencana. semuanya adalah Ujian.

Ujian adalah sebuah sequence, bagi mereka yang telah mengatakan "Aku beriman! dan mengimani sepenuh hati..", dan yang harus kita perhatikan, kadar ujian itu akan diberikan sebanding atau lebih dahsyat dari kekokohan dinding iman kita,

S e h i n g g a tidak jarang orang orang sholeh ujiannya lebih b e r a t karena ikrar yang di ucapkan dalam 2 kalimah syahadat itu perlu di Uji hingga benar benar ter-Uji.

Ujian itu tidak hanya berbentuk MUSIBAH atau BENCANA DALAM KEMELARATAN, ujian bisa saja menemui kita dalam bentuk nikmat nikmat, harta, kemudahan, bahkan ilmu yang kita miliki...

"Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui". (QS Azzumar 49)

Sudah menjadi fitrah, manusia akan cendrung ingat kepada rabbnya ketika dalam keadaan terpojok, saat disana tidak ada kemungkinan untuk berlari. Tapi dari kesemua itu, justru saat kita sedang tenggelam dalam kesedihan atau kesempitan itulah kita akan mengingat Allah..

Jangan iri dengan mereka yang hidup serba mudah dengan hartanya..
Karena itu tidak jaminan untuk kebahagiaan, yang kita butuhkan didunia ini hanyalah tempat untuk berteduh dan suap demi suap makanan untuk menegakkan tulang punggung kita..

Kita lihat kembali, keteladanan zuhud-nya Rasulullah Shalalallahu Alaihi Wassalam dalam sebuah Alhadits riwayat imam Ahmad dan Ath-Tirmidzi:

Robbku menawarkan kepadaku untuk menjadikan lembah Mekah seluruhnya emas. Aku menjawab, "Jangan ya Allah, aku ingin satu hari kenyang dan satu hari lapar. Apabila aku lapar aku akan memohon dan ingat kepada-Mu dan bila kenyang aku akan bertahmid dan bersyukur kepada-Mu." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Rasulullah, hingga Akhir hayatnya tidak mengumpulkan persediaan harta seperti yang diriwayatkan Aisyah Ra. begitu juga selama kehidupannya. Padahal Allah telah menawari Lembah Makkah (sekarang Masjidil Haram) dijadikan Emas!

Subhanallah..
Kita kadang terus berlari sekuat tenaga mengejar TITIK SUKSES yang kita bayangkan dengan imaginasi sejumlah harta yang kita targetkan, padahal apa yang kita cari setelah sukses itu adalah kebahagiaan dan ketenangan.
Secara tidak sadar kita terus berlari dan berlari kearah yang berlawanan dengan kebahagiaan - kadang bahkan tidak peduli lagi dengan ketentuan ketentuan syariah - hingga tubuh ini melemah dan lelah, sementara kebahagiaan tak juga didapat.

Tentu saja, sesuatu itu harus dengan ilmunya agar kita tidak tersesat.
Allah itu maha adil, cukup keyakinan itu akan menentramkan kita jika kita pahami secara mendalam, karena kebahagiaan tidak akan tertukar.

Betapa Indahnya,
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mengatakan bahwa sukses itu adalah mereka yang didadanya bersemayam Iman, karena dalam iman itu ada ketengan dan kesenangan.

"Telah sukses orang yang beriman dan memperoleh rezeki yang kecil dan hatinya pun akan disenangkan Allah dengan pemberianNya itu". (HR. Muslim)

Disenangkan adalah, orang beriman akan diberi rasa senang, dengan rizki yang sedikit itu.,
Hingga mereka akan merasa cukup dan bahagia dalam setiap suap yang mereka terima dari Allah, mereka mensyukurinya dengan mengucap hamdalah. hingga nikmat itu berkualitas,

"Cukup bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya". (HR. Ath-Thabrani)

"Kepuasan (rela dengan bagiannya) adalah pusaka yang tidak bisa hilang". (HR. Al-Baihaqi)

"Barangsiapa ridho dengan rezeki yang sedikit dari Allah maka Allah akan ridho dengan amal yang sedikit dari dia, dan menanti-nanti (mengharap-harap) kelapangan adalah suatu ibadah". (HR. Bukhari)

Ikhwahfillah,
MENANTI NANTI KELAPANGAN diatas bisa kita terjemahkan rintihan kita dalam do'a meminta kelapangan, atau bisa disederhanakan lagi sebuah suasana dimana hati kita bergumam "Ya Allah... kapan ini akan berakhir?" selama itu kita menanti........selama itu kita dihitung ibadah. Banyangkan jika itu terjadi sepanjang tahun ATAU BAHKAN SEUMUR HIDUP DALAM KESUSAHAN?

Pantas saja Rasulullah Saw dalam kesempatan lain megatakan Bahwa surga itu dipenuhi Orang Miskin.

"Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)

"Orang-orang fakir-miskin akan memasuki surga lima ratus tahun sebelum orang-orang kaya memasukinya". (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Semoga coretan dari fajar awal tahun ini, sedikit meredam bagi hati yang gelisah dan semoga bisa mengarahkan kembali desiran keimanan kita yang terelokan diterpa angin yang tak kunjung henti dijalanan ini.

Karena sesungguhnya Allah tidak membutuhkan keimanan kita, Allahlah yang menciptakan dan kemudian menganugerahkan rasa keimanan itu untuk menjadi lentera hati kita dan menerangi jalanan yang kita lewati agar terang benderang hingga kita menemui jembatan yang akan menghubungkan kita kepada kehidupan yang abadi dengan selamat.

"Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS Al Ankabut : 6)

Wassalamualaikm warohmatullahi wabarokatuh,

(cerita dari seorang triner)

Minggu, 02 Januari 2011

Perkenankanlah Aku MencintaiMu Semampuku

Tuhanku, Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu Lembar demi lembar kitab kupelajari Untai demi untai kata para ustadz kuresapi Tentang cinta para nabi Tentang kasih para sahabat Tentang mahabbah para sufi Tentang kerinduan para syuhada

Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan

Tapi Rabbii, Berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan kemudian tahun berlalu Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama, tapi Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu Aku makin merasakan gelisahku membadai Dalam cita yang mengawang Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi Hingga aku terhempas dalam jurang Dan kegelapan

Wahai Ilahi, Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan tahun berlalu Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali Menatap, memohon dan menghibaMuAllahu Rahiim, Ilaahi Rabbii, Perkenankanlah aku mencintaiMu, Semampuku Allahu Rahmaan, Ilaahi Rabii Perkenankanlah aku mencintaiMu Sebisaku Dengan segala kelemahanku

Ilaahi, Aku tak sanggup mencintaiMu Dengan kesabaran menanggung derita Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al musthafa Karena itu izinkan aku mencintaiMu Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu Atas derita batin dan jasadku Atas sakit dan ketakutanku
Rabbii, Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarga. Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo harta demi jihad. Atau Utsman yang menyerahkan 100ekor kuda untuk syiarkan dienMu. Izinkan aku mencintaiMu, melalui seratus-dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan. Pada makananmakanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.

Ilaahi, aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusyuknya shalat salah seorang shahabat NabiMu hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya. Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu, dalam shalat yang coba kudirikan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.

Robbii, aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib, yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu. Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rekaat lailku. Dalam satu dua sunnah nafilahMu. Dalam desah napas kepasrahan tidurku.

Yaa, Maha Rahmaan, Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah, yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam. Perkenankanlah aku mencintaiMu, melalui selembar dua lembar tilawah harianku. Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.

Yaa Rahiim Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah, yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DienMu. Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu. Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu. Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim,
aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya, bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya, dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya. Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya. Izinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku, dengan mencintai sahabat-sahabatku, dengan mencintai manusia dan alam semesta.

Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku. Agar cinta itu mengalun dalam jiwa. Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.