Minggu, 28 November 2010

berhati-hatilah terhadap kelalaian


“Janganlah sekali-kali kamu berputus asa dalam bencana, karna akan datang solusi yang segera melepaskan jerat bencana itu”

Saudariku……..
Waspadalah terhadap kelalaian, yaitu lupa dari berzikir kepada Allah swt, meninggalkan sholat, berpaling dari Al-Qur’an, serta meninggalkan pengajian atau majelis yang bermanfaat. Hati akan menjadi keras dan terkunci sehingga tidak mampu lagi mengenal yang ma’ruf dan mengingkari yang munkar serta tidak mampu lagi untuk memahami agama secara benar. Mereka yang seperti itu akan memiliki hati yang resah, sedih, sengsara, dan pikiran yang kusut. Itu adalah akibat dari kelengahan kita serta kelalaian yang kita perbuat didunia. Coba kita merenung sejenak, ketika kita melakukan semua hal yang tidak bermanfaat bahkan melanggar agama…….apa yang akan kita terima kelak dihari akhir???????

Maka dari itu……. Wahai saudariku……mari kita bersama-sama untuk selalu mendekatkan iri kepada Allah swt, lisan kita hendaklah selalu kita mengingat Allah swt. Berzikir kepada-Nya dimanapun kita berada.

Allah swt berfirman dalam surat Ar-Ra’du ayat 28 yang artinya “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah..karna hnya dengan mengingat Allah hati kita menjadi tentram”.

Bekal: janganlah menunggu datangnya kebahagiaan untuk dapat tersenyum, tapi tersenyumlah agar kamu berbahagia


salam semangat dari saudaramu ini yang selalu setia mencari kebenaran dan selalu berusaha untuk istiqomah.
"NAILUL HIDAYATI" ^_^


Sabtu, 27 November 2010

Doa : kekuata luar biasa

KETIKA kumohon pada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat.

KETIKA kumohon pada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk dapat kupecahkan.

KETIKA kumohon pada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berfikir. KETIKA kumohon pada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk dapat ku atasi.

KETIKA kumohon pada Allah sebuah cinta, Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk ku tolong.

KETIKA kumohon pd Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan.

Aku tak pernah menerima apa yg kuminta tapi aku menerima segala yg kubutuhkan. Doaku terjawab sudah."

Jangan Hancurkan Hatimu…….

Wahai zaman, jika engkau masih mempunyai sisa yang dapat menghinakan orang mulia, maka berikanlah…..

Hindarilah segala yang menyia-nyiakan waktu. seperti membaca majalah jorok, gambar porno, cerita-cerita murahan yang dapat merusak akhlak.
Wahai saudariku………
Gunakanlah waktu untuk hal-hal yang bermanfaat. Seperti membaca buku-buku Islam. Buku buku motivasi yang membangkitkan semangat dalam berislam,,,, kita mengaku orang islam……tapi,,, apakah kita sudah kenal dengan baik tentang Islam itu sendiri??……apa yang sudah kita berikan untuk Islam,,,,?? apakah kita sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat dialam kubur nanti……??…apakah kita sudah siap untuk mati…….kapan nyawa kita dicabut??, kita tidak tau……
Wahai saudariku ……
Bersegeralah gunakan waktumu yang tersisa ini untuk kebaikan…..

Ketahuilah ……wahai saudariku…….
Allah pemegang kunci kunci-kunci ilmu ghaib…Allahlah yang menghilangkan kesedihan dan kegundahan. ..

Do’a ku……

Ya Allah aku berlindung kepada- Mu dari kegelisahan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari ketidak berdayaan dan kemalasan, aku berlindung kepada Mu kebakhilan dan kepengecutan, aku berlindung kepada Mu dari jeratan utang dan dominasi orang lain…….

Seringlah berdo’a pada Allah…karma Allah lah pemilik dirimu….
Maka insyaAllah kegelisahan, kegundahan dan kesedihanmu akan hilang……

Cahaya kemilau:
“Manfaatkan detik untuk bertasbih, menit untuk berfikir, dan jam untk beramal”




Kamis, 25 November 2010

apa ya...!!!!

assalamualaikum akhwatifillah...
apa kabar hari ini..!!!
ukhti,, untuk mendapatkan ketenangan bathin ini..coba camkan dalam hati kita:
Aku hanya akan hidup hari ini..
maka aku akan mengucapkan..
"wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai..tenggelamlah seperti mataharimu.. aku tak kan pernah menangisi kepergianmu dan kamu tdk akan prnh melihatku termenung sedetikpun utk mengingatmu.. Kamu telah meninggalkan kami semua..pergi dan tak pernah kembali...

Wahai masa depan..
engkau masih dlm keghaiban,,maka aku tdk akan prnh bermain dgn khayalan dan menjual diri hanya utk sebuah dugaan.. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yg blm tentu ada..karna esok hari mungkin tak ada sesuatu.. esok hari adalah sesuatu yg blm d ciptakan dan tak ada satupun darinya yg dpt d sebutkan.."

Antara Diam dan Berkata-kata

Bila memisahkan keduanya sebagai sebuah objek sikap yang patut dipertimbangkan, maka dalam proporsinya, kedua sikap tersebut memiliki manfaat sekaligus kekurangannya. Memilah sikap dari kedua pilihan tersebut, dalam keseharian akan selalu kita butuhkan. Dan perkara yang diperlukan adalah tentang menjadikan dua sikap tersebut tidak jatuh dalam kesiaan atau berlebih-lebihan.

Misalnya, berkata-kata dan kemampuan berbicara di depan khalayak umum menjadi sebuah kebutuhan karena kita memiliki fungsi sebagai makhluk sosial dengan kebiasaan berinteraksi antar sesama. Untuk kepentingan itu, berkata-kata adalah sebuah jalan sikap yang harus diambil. Lalu bagaimana dengan diam?

Sama halnya, diam memiliki faedah dan syarat kondisionalnya tersendiri. Yang penting adalah kita mengetahui waktu-waktu yang tepat untuk mengambil diam sebagai sikap kala kita berinteraksi dengan orang lain. Diam bahkan bisa menjadi kebiasaan efektif yang bila diterapkan akan membuat diri kita menjadi lebih produktif. Yaitu dengan membiasakan lebih banyak diam dan mendengar daripada berbicara

Pada umumnya, orang yang banyak berbicara (berkata-kata) adalah orang yang lemah kepribadiannya. Ciri orang intelek menurut Islam yang disebutkan Al-Qur’an adalah orang yang mendengarkan perkataan orang lain (alladziina yastami’unal qaul) dan mengikuti yang baik dari perkataan itu (fayattabiuna ahsanah). Ia adalah orang yang mau mendengarkan dan menganalisis.

Pada umumnya juga, orang pandai yang suka mendengarkan orang lain akan disukai. Sebagian manusia lebih siap untuk didengarkan daripada mendengarkan. Ada orang yang mempunyai kebiasaan berbicara dulu, baru berpikir sehingga ketika akan berhenti berbicara, dia tidak menemukan bagaimana caranya berhenti atau akan kesulitan untuk berhenti. Karena itu, diam menunjukkan kekuatan kepribadian seseorang. Kemampuan mendengarkan adalah kekuatan kepribadian yang luar biasa besarnya.

Mekanisme yang baik adalah seperti ini: Jika ingin berbicara, sebaiknya kita harus benar-benar yakin bahwa apa yang akan disampaikan adalah sesuatu yang sudah dipikirkan. Kurangilah perkataan-perkataan yang muncul secara refleks. Biasakanlah diam atau merenung, maka kita akan menjadi produktif dalam hidup. Diam bukan dalam arti kita sama sekali tidak berbicara, melainkan diam dalam arti hanya berbicara jika ada kebutuhan untuk itu.

Ada mekanisme lain juga yang telah ditunjukkan bila kita merujuk kepada Al-Qur’an

“...Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. An-Nisa’: 8 ) (Qaulan sadiidan)

“…Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya,” (QS. An-Nisa’:63) (Qaulam Baliighan)

Perkataan yang baik juga disebut dengan Qaulam ma’rufa dalam QS. Al-Baqarah: 263.

Al-Qur’an menunjukkan pilihan dalam berbicara yakni pembicaraan yang disertakan perkataan yang baik. Dan mekanisme mana lagi yang lebih baik dibandingkan dengan anjuran yang difirmankan olehNya?

Iklan sponsor: Diam atau Berbicara? Bijak saja lah!

Rabu, 24 November 2010

Menemui saudariku’
Gagahnya deru langkah pagi ini menyuratkan berjuta hikmah terindah dalam setiap detik denyut nadi penghidupan. Puja beserta puji hendaknya selalu tercurah kepada Allah SWT. Selanjutnya salawat beserta salam atas junjungan kita nabi Muhammad SAW. Ukhti lewat sepucuk surat kenangan atau mungkin surat ana yang pertama dan yang terakhir, namun jika Allah berkenang mungkin pula surat ini adalah surat pertama dan surat pembuka ikatan silaturahmi di antara kita, hanya waktu yang mampu menjawabnya. Ana bukanlah seorang pujangga yang mampu melenakan dengan kata-kata dan ana juga bukan WS.Rendra yang mampu membuat ukhti terkesima, ana hanya seorang insan biasa yang hanya mampu merangkai kata demi menyibak beribu makna. Ukhti yang sholehah, bersama denting pena dimalam sunyi ana mencoba menggoreskan apa yang terasa dan apa yang patut ana ungkapkan, ukhti tak terbersit sedikitpun dihati ana akan rahmat Allah yang diberikannya kepada ukhti, tak terlintas dimata ana ukhti akan berani mengungkapkannya, meskipun itu hanya lewat sebuah surat, ana merasa bersyukur .mempunyai saudari seperti ukhti, taukah ukhti ketika ana menerima surat ukhti kemaren sore, ana menyangka itu adalah surat undangan rapat atau surat-surat penting tentang pengelolaan organisasi kita.
mungkin di smbung besok aja kali ya,,, mo istirahat dulu..
kita sambung lagi ya,,
Ukhti semoga Allah selalu merahmatimu, bukannya ana tak menghargai perasaan ukhti sama sekali dan bukan pula ana ingin menepis perasaan yang ukhti miliki terhadapku, tapi,,,masa belum bisa memberi waktu bagi kita untuk mengikuti kekangan hawa nafsu yang meruntuhkan berjuta angan, beribu mimpi, dan berasa sampai kearah tersebut. Ana mengerti bagaimana perasaan ukhti saat membaca surat ini, jika ukhti mau membenci ana setelah membaca surat ini ana merelakannya, agar jauh jarak kita bisa membuat kita introspeksi diri, tapi,,ana mohon jangan buang ana sebagai saudara ukhti.
Adikku jika kejujuran telah ukhti sampaikan kepada ana tentang perasaan ukhti, ternyata ukhti lebih berani dari diri ana yang hanya mampu menyimpan, ana tlah terlebih dahulu merasakan hal yang sama semenjak ana mengenal ukhti, namun ana tak ingin perasaan ini mengganggu hubungan kita dalam organisasi. Ukhti ana merasa beruntung mengenal ukhti selama ini, karena semangat yang ukhti miliki, semangat yang tak ana temukan pada saudrai ana yang lain, keegoisan yang sekali-kali membuat ana berfikir untuk melawan, dan terkadang kecerian yang selalu meramaikan taman-taman kesepian dalam diri ana. Ana berfikir kembali dalam kesunyian ini dan ana harap pemikiran ana kali ini tak merugikan ana dan ukhti, jalan kita masih panjang banyak onak dan duri yang akan kita lalui. Masa yang begitu sulit kita lalui selama ini belum seberapa jika dibandingkan dengan tingginya gelombang pasang dan amukan badai agar kita mampu berlayar ke pulau impian dengan penuh kemenangan. Coba ukhti ingat kembali kisah Adam dab Hawa, Romeo dan Juliet serta Laila dan Majnun yang karena menurutkan rasa cinta rela mengorbankan segalanya,. Tapi dengan itu semua kita dapat mengambil berjuta pelajaran dan beribu manfaat, dengan demikian kita dapat memetik berjuta hikmah didalamnya, apalah gunanya kita memperturutkan nafsu dunia jika hal tersebut dapat meruntuhkan berjuta tembok-tembok peradaban masa depan yang telah lama kita bangun.
Ukhti jika Allah berkenang suatu saat nanti kita pasti akan dipertemukannya dalam suatu ikatan yang diredhainya, Amiin…