Senin, 27 Desember 2010

ntah lah, menghilangkan rasa takut ada juga, trus apa lg ya!!!


27 nov 10’.. rasa-rasa ingin ikut atau tidak, karna tidak ada teman yang mo d ajak, tapi kalau begitu, niat hati tetap juga ikut untuk mengikuti pelatihan tersebut. Subhanallah..buanyak sekali ilmu yang saya dapatkan, dari bagaimana melihat barang-barang yang di buat dari barang babi, bentuk makanan yang tidak halal, dan pakai faramali, dan juga kita bisa belajar bagai mana melihat  tangan teman kita apa aja penyakit yang beliau derita.
Nah,,setelah kita telah mengetaui ilmu itu, kita bias menwarkan obat herbal kepada teman kita kenal tadi, dan kalau pun teman kita ingin di bekam,kita bida juga membekam teman kita tadi. Tapii ingat, membekam hanya dengan wanita-wanita, pria-pria, jangan membekam wanita-pria atau sebaliknya, karena itu tidak diperbolehkan, dan juga itu bukan muhrim kita.

28 november 10’ pada hari ini adalah lanjutan dari acara yang keren, nah disini kita mulai untuk bisa praktek bekam, bagaimana cara bekam, dan bagaimana mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh kita.
Hhmmm,, ternyata ketakutan itu dapat dikalahkan dgn melawan ketakutan tersebut, baru saja aku mencoba untuk melawan rasa katekutan itu, hampir gk percaya, kalau saya sudah biasa membekam teman-teman, takut akan melihat jarum, takut untuk membekam teman, eh,ternyata setelah kita mempraktekkannya, ternyat ketakutan yang selama ini terlintas di fikaran kita, hilang begitu aja. Ternyat ketakutan tersebut akan membuat manusia tidak akan pernah maju. Karena ketakutan selalu menghatntui orang-orang yang takut akan segala-segala.
Takut gagal, takut kalau uang habis, takut tidak bisa menjalankannya, atau segala macam.. kalau teman-teman bisa menghilangkan rasa itu, pasti bisa. Tidak ada yang tidak mngkin bisa kita lakukan.

27 des 2010, hampir sebulan tidak nulis kegiatan nih, seharian td k kmpus, eh ternyata malah dosennya gk dtg,, huff,,tp gpp lah. sorenya ana prg ngaji, biasalah kgiatan mingguan, subbhanallah ternyata materi yg d sampaikan uni td sungguh luar biasa bgus. Mdh2an ana bisa mengaplikasikannya d aktifitas sehari hari. Nah stelah itu ada berita gmbira dari slh seorang kelp ana,bahwasanya insyaAllah tgl 8 januari 2011 akan melangsungkan pernikahan, wahhh,,luar biasa surprise, ternyata buah tdk akan jauh jatuhnya dari pohon, sm2 anak kedokteran, luar biasa. Barakallah aja buat kakakQ..

28 des 2010, ntah apa yg terjadi untuk hari ini, rasanya banyak amanah yang belum terselesaikan, padahal ini adalah modal awal untuk membimbing adek2 2010, teringat ketika masih baru2 terpilih d pengurusan harus d bimbing oleh senior-senior, eh sekarang malah gak terasa ternyata adek2 2010 pun juga minta d bimbing untuku ke majuan kepengurusan selanjut nya, mudah2an dengan amanah yang ana terima ini, bisa di jalankan hingga selesai. DPO emang tidak mudah, kita harus membimbing adek2 baru, bagaimana kepngurusan forum bisa berjalan dengan lancar untuk 1 tahun ke depan, tapi apakah ana sanggup d kepengurusan sebagai DPO (dewan pertimbangan organisasi), rasanya tak percaya aja, tp ini adalah amanah, harus d jalankan, harus bisa membuat forum Al-irsyad lebih baik ke depanny.
apakah kita boleh krisis,??kritis,kritis,dan kritis,, apakah boleh!!!! kritis boleh2 aja, tapi jangan teralalu kritis,
bisa,,bisa,,dan bisa, so pasti harus bisa, tak boleh patah semangat tengah jalan, ini belum seberapa di bandingkan perjuangan rasulullah ketika menegakkan islam, skrg untuk berdakwah sudah tidak terlalu sulit lagi, tidak perlu sembunyi-sembunyi, malahan fasilitas untuk berdakwah pun juga sudah banyak.. Oh,, kakakQ, adekmu ini merindukan dirimu, kangen dengan suasana ketika masih di wisma, ingin rasanya waktu ini untuk di ulang beberapa tahun belakang, tapi itu tak kan bisa terjadi. kak silvi,kak titi,kak vera, kak caca, kak pu2t, kak desi, ukhti, dll,, diriku merindukan kalian semua., andai waktu bisa kita putar, akan banyak waktu2 yang  bisa ana manfaatkan ketika itu. kini, hanya tinggal kenangan, sekarang adekmu ini sudah menjadi senior di kampus, yang harus membimbing adek2 baru.. tapi kini saatnya harus bangkit, tidak boleh lemah, disinilah saatnya kita belajar supaya lebih dewasa. keep spirit NAILUL, u is the best, pasti bisa. allahu akbar.!!!

Kamis, 23 Desember 2010

Quran · Abdur Rahman As-Sudais

Quran · Abdur Rahman As-Sudais

Ceramah · Fakhruddin Nu'man · Fiqih Do'a dan Dzikir

Ceramah · Fakhruddin Nu'man · Fiqih Do'a dan Dzikir

Tegar Di Jalan Dakwah

Problematika Internal Aktivis Dakwah
Pembahasan problematika internal lebih didahulukan dari pada pembahasan problematika eksternal karena problem terberat bagi semua jamaah dakwah adalah kendala internal. Ketika problematika internal sudah diselesaikan/dikelola dengan baik, maka amanah dakwah lebih mudah ditunaikan dan problematika eksternal lebih mudah diselesaikan.
Problematika internal yang sering dijumpai dalam jamaah dakwah adalah gejolak kejiwaan, ketidakseimbangan aktivitas, latar belakang dan masa lalu, penyesuaian diri, dan friksi internal.
Gejolak kejiwaan sebenarnya merupakan persoalan yang dimiliki oleh semua manusia biasa. Dan yang perlu disadari adalah para aktivis dakwah juga manusia biasa. Gejolak ini tidak bisa dimatikan sama sekali, tetapi perlu dikelola dengan baik agar tidak merugikan dakwah dan aktivis dakwah.
Di antara gejolak kejiwaan itu adalah: Pertama, gejolak syahwat. Banyak orang yang terpeleset oleh gejolak ketertarikan pada lawan jenis ini. Bagi mereka yang belum menikah, gejolak ini biasanya lebih besar dan lebih berpeluang “menggoda.” Kedua, gejolak amarah. Seperti kisah Khalid saat menghadapi Jahdam dan pemuka bani Jazimah, gejolak amarah ini bisa berakibat fatal termasuk bagi citra dakwah, hubungan antar aktivis dakwah, dan terjadinya fitnah di antara kaum muslimin. Ketiga, gejolak heroisme. Semangat heroisme memang bagus dan sangat perlu, tetapi ketika sudah tidak proporsional ia akan mendatangkan sikap ekstrem yang berbahaya bagi kemaslahatan dakwah dan umat. Kasus pembunuhan terhadap Nuhaik yang dilakukan Usamah bin Zaid adalah contohnya. Keempat, gejolak kecemburuan. Seperti kecemburuan Anshar pada para mualaf yang mendapatkan hampir semua ghanimah perang Hunain, sikap ini bisa berefek pada melemahnya soliditas internal jamaah. Meskipun yang dicemburui oleh Anshar sebenarnya adalah perhatian Rasulullah dan bukan materi ghanimah-nya, gejolak ini segera diselesaikan Rasulullah karena jika dibiarkan bisa berdampak negatif.
Ketidakseimbangan aktivitas juga menimbulkan problematika tersendiri. Ketidakseimbangan antara aktivitas ruhaniyah dengan aktivitas lapangan, ketidakseimbangan antara dakwah di dalam dengan di luar rumah tangga, ketidakseimbangan antara aktivitas pribadi dengan organisasi, ketidakseimbangan antara amal tarbawi dengan amal siyasi, ketidakseimbangan antara perhatian terhadap aspek kualitas dengan kuantitas SDM; semuanya bisa berakibat negatif. Tawazun atau keseimbangan yang merupakan asas kehidupan, juga harus dipraktekkan dalam kehidupan berjamaah dan oleh semua aktivis dakwah.
Latar belakang dan masa lalu aktivis yang buruk bisa pula menjadi problematika internal dakwah jika tidak dilakukan langkah-langkah solutif. Latar belakang keagamaan keluarga, misalnya. Ia bisa berbentuk lemahnya tsaqafah Islam, tekanan keluarga yang menentang aktivitas dakwah, dan kerancuan dalam orientasi kehidupan. Sedangkan masa lalu yang “jahiliyah” bisa membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi kredibilitas sang aktivis dakwah. Solusi atas problem ini terangkum dalam kata “mujahadah.” Bagaimana seorang aktivis melakukan muhasabah, menyadari kelemahannya dan melakukan perbaikan diri. Masa lalu memang tidak bisa diubah, tetapi pengaruhnya bisa dikendalikan.
Problematika internal yang keempat adalah penyesuaian diri. Yakni penyesuaian diri terhadap karakteristik pendekatan dan sikap dakwah yang melekat pada masing-masing marhalah dan orbit dakwah. Sebagaimana corak dakwah yang berbeda antara fase Makkiyah dan Madaniyah, bahkan masa sirriyah dan jahriyah pada fase Makkah yang juga berbeda, dakwah saat ini juga mengalami hal yang sama; ada tahap-tahapnya. Antara mihwar tanzhimi yang berkonsentrasi pada konsolidasi internal dan mihwar muassasi yang konsen pada perjuangan politik membuat beberapa kader dakwah tidak mampu menyesuaikan diri. Hambatannya bisa karena sifat “kelambanan” kemanusiaan, kecenderungan jiwa, keterbatasan dan perbedaan tsaqafah, sampai keterbatasan kapasitas. Untuk mengatasi problem ini dibutuhkan peran kelembagaan dakwah. Jamaah dakwah perlu melakukan persiapan perubahan fase dakwah, mensosialisasikan cara pandang yang disepakati tentang batas-batas pengembangan dakwah sehingga jelas mana yang termasuk pengembangan (tathwir) dan mana yang termasuk penyimpangan (inhiraf). Jamaah dakwah juga harus mendefinisikan mana yang asholah dan tsawabit, serta mana yang mutaghayyirat.
Problem internal kelima adalah friksi internal. Friksi ini bisa timbul dari lingkungan yang kecil seperti intern sebuah lembaga dakwah, atau antar lembaga, atau antar personal pendukung dakwah. Banyak gerakan dakwah yang harus tutup usia dan kini tinggal nama karena problematika ini. Friksi dalam sejarah dakwah memberi beberapa pelajaran penting bagi kita: bahwa friksi merupakan indikasi kelemahan proses tarbiyah, friksi menandakan adanya kelemahan dalam penjagaan diri para aktivis dakwah, restrukturiasi dakwah tepat dilakukan terhadap orang-orang yang telah memahami karakter dakwah itu sendiri, friksi juga bukti keberadaan ego manusia, penumbuhan al-wa’yul islami (kesadaran berislam) dan al-wa’yu ad-da’awihamasah (semangat) bergerak, dan sangat mungkin friksi timbul karena hadirnya pihak ketiga yang sengaja “memecah” jamaah. (kesadaran dakwah) lebih utama dibandingkan sekadar meletupkan
Problematika Eksternal Dakwah
Problematika eksternal dakwah yang bisa menjadi bahaya besar bagi kebaikan bangsa dan masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam meliputi problematika spiritual dan kultural, problematika moral, dan problematika sistemik.
Di antara problematika dakwah di Indonesia yang menyangkut aspek spiritual dan kultural adalah: berhala-berhala modern baik berupa teknologi yang dijadikan rujukan kebenaran, sains yang diabsolutkan, materi yang ditaati, maupun kekuasaan yang dipuja-puja; syirik, khurafat dan tahayul yang masih merebak di masyarakat; globalisasi dan dialektika kultural; serta tradisi baik yang sudah tergerus dan tergantikan dengan budaya negatif efek perkembangan peradaban.
Problematika moral di antaranya adalah minuman keras dan penyalahgunaan obat-obatan, penyelewengan seksual, perjudian dan penipuan, serta tindakan brutal dan kekerasan.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan problematika sistemik adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), kemiskinan, kebodohan, dan ancaman disintegrasi bangsa.

Daya Tahan di Medan Dakwah
Dakwah yang merupakan jalan panjang dan lintas generasi niscaya memerlukan daya tahan yang permanen. Bagi, individu kader dakwah daya tahan ini jug harus dimiliki agar tetap istiqamah sampai mengakhiri sejarah kehidupannya dengan husnul khatimah. Untuk itu, paling tidak ada lima faktor yang perlu dimiliki para aktivis dakwah untuk merealisir daya tahan di medan dakwah: menguatkan dan membersihkan motivasi, menggapai derajat iman, menggandakan kesabaran, kekuatan ukhuwah, dan dukungan soliditas struktur.
Untuk menguatkan dan membersihkan motivasi kita perlu selalu memahami makna ikhlas dan berupaya mencapainya dengan jalan: senantiasa memperbaharui niat, berusaha keras menunaikan kewajiban, berusaha keras mewujudkan kecintaan kepada Allah, merasakan pengawasan Allah, dan hati-hati dalam beramal.
Untuk mencapai derajat iman kita perlu : memiliki orientasi rabbani, yakni menjadikan seluruh aktivitas selalu berorientasi kepada Allah, dan sebaliknya, berhati-hati terhadap orientasi duniawi. Jika kita mampu mencapai derajat iman ini, maka Allah menjanjikan kemenangan atas musuh, jaminan bahwa orang-orang kafir takkan menguasai, mendapatkan izzah, mendapatkan kehidupan dan rezeki yang baik, menjadi khalifah di muka bumi, serta mendapatkan surga di akhirat nanti.
Untuk bisa menggandakan kesabaran kita perlu memberikan dorongan jiwa untuk mengejar dengan sungguh-sungguh faedah-faedah yang ditimbulkan oleh kesabaran, dan betapa besar buahnya bagi agama dan keduniaan kita serta melawan pengaruh hawa nafsu. Jika kesabaran telah kita miliki maka kita akan mendapatkan hikmahnya yang luar biasa: dijadikan pemimpin, pahala yang besar, kebersamaan Allah, dan mendapatkan berbagai macam kebaikan karena sabar.
Untuk membangun ukhuwah kita perlu memotivasi diri dengan keteladanan ukhuwah di zaman kenabian lalu memperbaiki hubungan sesama aktivis dakwah berlandaskan cinta dan kasih sayang. Kita juga harus meminimalisir penghambat-penghambat ukhuwah. Jika kekuatan ukhuwah ini terbangun kokoh, maka daya tahan kita sebagai aktivis dakwah maupun daya tahan jamaah di medan dakwah akan semakin kokoh.
Sedangkan upaya membangun soliditas struktur paling tidak meliputi konsolidasi manajerial dan konsolidasi operasional. Konsolidasi manajerial dilakukan dengan penataan manajemen yang bagus dan profesional dalam setiap jalur dan lini. Selain mengambil prinsip-prinsip dari Al-Qur’an dan Hadits, prinsip manajemen modern juga bisa diterapkan. Konsolidasi operasional dimaksudkan untuk mensinkronkan berbagai kegiatan dalam skala gerakan, sekaligus senantiasa mengarahkan gerak dakwah kepada tujuan yang ditetapkan. Selain itu, untuk membangun soliditas struktur perlu menghindari hal-hal yang bisa merusaknya yaitu munculnya sekat komunikasi dan lemahnya imunitas struktural (mana’ah tanzhimiyah).

Yang Tegar di Jalan Dakwah
Jalan dakwah ini pasti dipenuhi dengan beragam kesulitan, hambatan, rintangan, tribulasi. Para aktifisnya akan berhadapan dengan beragam mihnah, sebagaimana para dai generasi sebelumnya sejak Rasulullah dan para sahabatnya, tabi’in, tabiit tabi’in, dan seterusnya.
Di antara mihnah itu ada yang berupa ejekan, gelombang fitnah, teror fisik, manisnya rayuan, tekanan keluarga, keterbatasan ekonomi, kemapanan, sampai kekuasaan. Kader dakwah harus tegar dalam menghadapi semua mihnah itu.
Agar tegar dalam menghadapi ejekan, sadarilah bahwa ejekan kepada Rasulullah jauh lebih hebat; maka biarkan saja semua orang mengejek, tidak perlu diladeni. Agar tegar dalam menghadapi fitnah, tetaplah bekerja dan beramal maka umat akan tahu siapa yang benar dan siapa yang tukang fitnah. Agar tegar dalam menghadapi teror fisik, tawakallah kepada Allah dan berdoalah senantiasa, di samping persiapan lain yang juga perlu dilakukan oleh struktur dakwah. Agar tegar dalam menghadapi manisnya rayuan, jagalah keikhlasan dan senantiasa memperbarui niat, waspada dan tetap bersama jamaah. Agar tegar dalam menghadapi tekanan keluarga, ketegasan harus diutamakan . Iman tidak bisa ditukar dengan keluarga, jika memang itu pilihannya. Agar tegar dalam kondisi kekurangan/keterbatasan ekonomi, bersabar adalah kuncinya. Kekuatan ukhuwah sesama aktivis dakwah juga berperan penting untuk menjaga kita tetap tegar. Agar tegar dalam kemapanan harus memiliki paradigma semakin banyak kekayaan, semakin banyak kontribusi bagi dakwah. Maka yang diteladani adalah Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Agar tegar di puncak kekuasaan, kelurusan orientasi perjuangan, ketaatan pada manhaj dakwah Rasulullah dan keyakinan akan janji-janji-Nya. Dan pada semua mihnah, kedekatan dengan Allah dan tawakal kepada-Nya merupakan kunci utama agar tegar di jalan dakwah!

Rabu, 15 Desember 2010

Menjadi Hamba yang Ikhlas

Pernahkah teman-teman merasa kecewa karena teman-teman merasa sudah berusaha berbuat yang terbaik untuk orang banyak, tapi masih dianggap kurang, dan bahkan dianggap salah, apa yang kita lakukan tersebut? Hingga hal tersebut membuat kita kecewa, sedih dan marah?  Kita ini hanya manusia biasa, kita tidak mungkin dapat memuaskan keinginan semua orang, dalam segala sesuatu yang kita  lakukan, pasti ada kekurangan dan kelebihannya. Pasti ada   pihak-pihak yang merasa puas dan ada juga pihak-pihak yang merasa kurang puas dengan apa yang kita lakukan, hal ini lumrah dan biasa terjadi, tinggal tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Coba kita tinjau sedikit kebelakang, apa niat dan tujuan kita dalam melakukan suatu perbuatan, apakah karena dan untuk Allah atau kalaupun alasan kita karena dan untuk Allah tetapi tidak murni, masih ada alasan lainnya?
Perlu diketahui, kalau tujuan dan niat kita dalam melakukan sesuatu, tidak murni ikhlas karena Allah, maka yang terjadi adalah kita akan sering menemukan kekecewaan, ini karena kita masih mempunyai tujuan lain selain Allah. Hingga disaat ada pihak-pihak yang merasa tidak puas dengan apa yang kita lakukan, hal itu membuat kita sedih dan kecewa. Dan kemudian yang terjadi adalah, tidak jarang dari kita, yang kemudian menyalahkan sebab-sebab, padahal sebenarnya Allah Swt lah yang Maha Mengatur Segala Sesuatu, Allah jugalah pencipta semua sebab-sebab.
Mungkin kekecewaan yang kita alami dari mahluk atau pihak-pihak yang merasa tidak puas dengan apa yang kita lakukan, adalah merupakan teguran kecil dari Allah, agar kita kembali meluruskan niat dan tujuan kita, agar kita memperbaiki niat dan tujuan kita supaya hanya karena-Nya. Karena Allah Swt hanya menerima amal ibadah atau amal kebaikan yang ikhlas ditujukan semata-mata karena-Nya. Perhatikan firman-Nya berikut ini :  dan (aku telah diperintah): “Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik” (QS. Yunus {10} : 105).  Dan perhatikan juga sabda Rasulullah Saw berikut ini. ”Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i). Imam Ali ra juga berkata, ”Orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal diterima oleh Allah.”

Ikhlas akan membuat jiwa kita menjadi merdeka dan tidak dibelenggu pengharapan akan pujian, tidak haus akan imbalan. Hati menjadi tenang karena ia tidak diperbudak penantian mendapat penghargaan ataupun imbalan dari makhluk. Penantian adalah hal yang tidak nyaman, menunggu pujian atau imbalan adalah hal yang dapat meresahkan, bahkan bisa mengiris hati bila ternyata yang datang sebaliknya.. Orang yang tidak ikhlas akan banyak menemui kekecewaan dalam hidupnya, karena orang yang tidak ikhlas banyak berharap pada mahluk yang lemah. Kalau kita masih sering berharap pada mahluk, (walau sekecil apapun), maka kita akan sering menemukan kekecewaan.  Ketahuilah, bahwa penilaian dan penerimaan mahluk (manusia) atas apa yang kita lakukan, tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan penilaian dan penerimaan Allah terhadap segala sesuatu yang kita lakukan. Perhatikan firman-Nya berikut ini : “Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An Nisa {4} : 146).

Perhatikan juga firman-Nya berikut ini, ”Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya)”. (QS. Al Maaidah [5] : 85)

Sekarang coba tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri, apakah dalam beramal shaleh, atau dalam melakukan segala sesuatu, kita masih menyertai kepentingan kita sendiri? (hanya kita yang bisa menjawabnya dengan jujur). Ketahuilah, orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi atas apa yang ia lakukan. Tujuan orang yang ikhlas hanya satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT.
Orang yang benar-benar ikhlas, sekalipun dirinya dibilang tidak ikhlas, ia tidak akan membela diri, sebab kalau dia membela diri apalagi sampai marah karena dikatakan tidak ikhlas, itu merupakan tanda-tanda ketidakikhlasannya.  Karena orang yang ikhlas, tidak peduli pada penilaian mahluk, ia hanya perduli pada penilaian Allah SWT dan keikhlasannya hanya ditujukan untuk Allah, sehingga tidak perlu orang lain mengetahuinya. Bila ia ingin keikhlasananya diketahui orang lain, itu tandanya  ia belum ikhlas. 

Marilah kita perbaiki segala amal ibadah kita atau apapun yang kita lakukan dengan ikhlas, sekalipun memang benar, setiap manusia pasti punya kepentingan dan kebutuhan masing-masing,  tapi percayalah, Allah Maha Tahu semua kebutuhan dan kesulitan kita, Allah Maha Tahu Segalanya dan Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu,  apabila kita melakukan semuanya semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah lah yang akan menolong segalanya, percayalah ! 

Kamis, 09 Desember 2010

Segera mulai Bahagiamu dengan "Positive Feeling"

Perasaan kita akan mempengaruhi pola fikir kita, pola berfikir akan mempengaruhi pola bicara, pola bicara akan mempengaruhi prilaku, tingkah laku yg berulang itu akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan akan menjadi karakter atau pribadi. Mengubah pribadi ini sulit, tapi kita bisa memulainya dengan mengarahkan perasaan baik agar fikiran kita baik...


Dalam hidup kita memang ada saat saat kita terlibat dikehidupan pribadi seorang mukmin lainnya, tak sengaja terperosok dan berlama lama mendalami diam diam dan kemudian berdiam disana hingga tak sadar hati menilai dan bibir mengusik kehidupannya.

Hidup dan kehidupan memang mengajarkan kita untuk bertemu dengan orang orang berbeda dalam hidup kita, disana kita belajar memahami cerita masing masing menuliskannya dalam papan pengalaman yang membantu kita menjadi lebih bijak.

Kita diberi kecendrungan untuk senang dan menyenangi keindahan, yang menarik hati kita untuk singgah.
Dan dari persinggahan itu melahirkan sebuah ikatan ikatan yg bergabung menjadi persaudaraan yang kemudian menguatkan hati kita.

Kita senang berteduh dalam ketenangan.

Meski ketenangan itu kemudian pergi diganti keresahan yg mengikat jiwa dan lebih lama mendiaminya
Sementara, keresahan itu akan tumbuh subur dengan prasangka prasangka.
Dan prasangka itu terletak di fikiran yang bersumber dari perasaan...

Perasaan itu ada dalam ruang hati, yang bersemayam dibelantara dada dada manusia.
Disanalah iman..
Disanalah ketenangan

"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,"
(QS Al Fath 4)

Entah itu fitrah manusia atau sebuah kesalahan, keresahan itu bisa saja ada bahkan lebih sering menghampiri dan tidak terencana.

Jika kita perhatikan, keresahan itu tidak lebih hanyalah hukuman kecil dari prilaku lidah dan tubuh kita yang tak sengaja telah melukai saudara kita.

Bersegeralah untuk kembali,..

"Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari setan".  (HR. Asysyihaab)

Bersegeralah untuk menghilangkan prasangka prasangka,

"Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya". (HR. Tirmidzi)

Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah omongan paling dusta. (HR. Bukhari)

"Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, sebab prasangka buruk adalah ucapan yang paling bohong." (Muttafaqun Alaihi, Riwayat Abu Hurairah Ra)

Bersegeralah...


Segera ciptakan kecendrungan perasaan baik dihatimu, karena dari sana fikiran kita akan baik dan berprasangka hanya yang baik baik.

"Positive Feeling to Create Positive Thinking" 

Ber-positive feeling, berati berperasaan positif.
Semua prilaku kita dikendalikan perasaan dan pikiran, jika hati kita baik maka keseluruhan prilaku kita akan baik.
Dengan berperasaan baik, maka akan menciptakan fikiran baik atau prasangka baik.

Tidak akan pernah ada penyesalan atau keresahan, jika prasangka kita baik. Baik itu kepada manusia, atau kepada Allah yg mengetahui setiap daun daun yang menguning dan jatuh...

Ingat!
Bahwasannya apa apa yang ada dalam perasaan hati kita, nanti akan mempengaruhi pola pikir kita. Apa yang ada dalam pola pikir kita, nanti akan mempengaruhi pola ucap kita. Apa yang ada dalam pola ucap kita, nanti akan mempengaruhi pola prilaku kita. Apa yang ada dalam pola prilaku kita, nanti akan mempengaruhi kebiasaan kita. 

Dan kebiasaan yang terus berulang akan menjadi karakter, dan karakter akan menjadi sebuah PRIBADI yang sangat sulit! untuk kita rubah...

Indah... jika kita selalu memiliki pola fikir positif, dan kebiasan itu bisa dimulai dengan mengarahkan hati atau perasaan kita untuk menanggapi segala sesuatu dengan positif.

Insha Allah bahagia.

^_^

"Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya". 
 (HR. Ath-Thabrani)


Dengan segala kerendahan hati,

Nailul Hidayati ^_^

cinta seorang Kekasih

Hatinya suci mulia
pribadinya agung tak ternoda
penghuni langit dan penghuni cinta
kepadanya...

cinta kepada umatnya jangan ditanya
sedalam perasaan, setinggi lamunan
secerah bintang yang bertebaran di alam raya
tiada berbalas, apalagi terbalas
itulah cintanya

musuh tak kuasa membencinya
jasad mereka menentang, namun hati mereka mengakui
karena akhlaknya yang begitu indah seindah keindahan yang terindah

Sabtu, 04 Desember 2010

indahnya ukhuwah dan bersahabat karena Allah

Perjalanan kita begitu jauh
Bertemu duri-duri di setiap perhentian
Namun itulah yang perlu ditempuhi
Demi mengejar sinar di hujung destinasi

Barangkali kita terlupa
Di setiap perhentian dihadiahkanNya teman
Hadirnya diiringi kalimat-kalimat indah
Menjadi penyejuk penenenang di hati
Bisa menguatkan langkah perjalanan bertemu rabbi

Wahai teman,
Aku mencintaimu
Mencintaimu kerana Ilahi…


Pernah suatu ketika seorang sahabat Rasulullah SAW menyatakan rasa cintanya kepada baginda. Kali pertama dia menyatakan cintanya, Rasulullah diam. Kali kedua, Rasulullah juga diam. Kali ketiga, baginda masih diam. Kemudian barulah Rasulullah SAW menyatakan bahawa jika sahabat itu benar-benar mencintainya, bersedialah menghadapi ujian dan cabaran.

Aku mengerti,
Yang terlafaz belum tentu terpatri
Dan cinta kita itu pasti diuji
Namun kan kuterus bisikkan doa rabithah hati
Moga kukuh dan utuh penyatuan cinta kita
Demi Ilahi....


                 [Ku tuju khas buat teman-teman yang mengenaliku…jzkllh untuk segalanya..]
 [kondisi kini: Merinduimu wahai saudariku!! (*_*)]

mencari cinta sejati!! siapakah yang benar-benar mencintai kita...??



Bertepuk sebelah tangan saja tidak akan berbunyi.
Bercinta dengan yang tidak mencintai, akan menyebabkan seseorang itu kecewa dan merana.

Itulah lumrahnya apabila bercinta dengan manusia.
Tapi sebaliknya bercinta dengan Allah, Tuhan yang Maha Pencinta atau “Al Waduud” itu, cinta kita pasti akan berbalas. Bahkan ia diberi penghargaan dan disambut dengan baik.

Cinta Allah yang Maha Pencinta tidak memilih-milih siapa, rupa, gaya dan bagaimana keadaannya.
CintaNya boleh direbut oleh siapa saja, asalkan ia rajin berusaha untukNya.
Cinta yang tidak pernah luput walau sesaat malahan terus berkekalan.
Berbeda dengan manusia yang hanya cinta pada yang disukai dan diminati saja.
Cintanya pula bermusim dan tidak kekal.
Sewaktu-waktu disenangi dicintai, bila sudah jemu atau benci tidak lagi dicintai malah ditinggalkannya.

Isteri cintakan suami karena suami tempatnya bergantung.
Ibu mencintai anak karena anak itulah penghiburnya di kala sunyi.
Kawan menyayangi kawan karena dapat berbagi dapat merasakan senang dan susahnya hidup. Rakyat menyayangi pemimpinnya karena pemimpinnya menjadi penaung dan pelindung baginya.

Namun Allah yang Maha Pencipta mencintai hamba-hambanya tanpa ada kepentingan apa-apa. Allah hanya melebihkan kecintaanNya kepada orang-orang yang mencintaiNya,
sebagai ganjaran buat hambaNya itu.. Allah akan murka kepada orang yang mengingkariNya, yang sombong, dan memang tidak mau mencintaiNya.

Cinta Seindah Yang Diucap. Semua orang boleh mengaku dan berikrar bahwa
dia mencintai Allah. Tapi tindak-tanduknya dapat mencerminkan apakah dia benar-benar mencintaiNya. Dan Allah sendiri lebih tahu siapakah diantara hamba-hambaNya yang benar-benar mencintaiNya.


Orang yang benar-benar mencintai Allah sanggup berbuat apa saja karenaNya. Kalau terhadap orang yang dikasihi, suami dan lain-lain diberikan perhatian dan tumpuan, Sanggup berkorban apa saja, pastilah terhadap Allah lebih-lebih lagi…..Malah sanggup pula bersusah payah bangun malam untuk bertemu dan bercengkrama dengan kecintaannya.

Sedang orang lain yang sibuk bergaul bebas dengan kekasih hati, dia bermujahadah (melawan kehendak nafsu) menolak ajakan kekasihnya karena mengutamakan larangan Allah SWT yang kasihNya lebih utama.

Tanda Cinta….
Tanda seseorang itu mencintai Allah ialah dia beriman kepada Allah, bertaqwa, berkorban untukNya dengan melakukan kebajikan, sabar, bertaubat,membantu menegakkan agama melakukan ibadah yang fardhu dan rajin mengerjakan ibadah-ibadah sunah. Dia berkasih sayang dengan sesama manusia dan saling bersilaturrahim karena Allah, dengan menjaga batas-batasnya,

saling beri-memberi karena Allah demi  keridloanNya semata. Tidak karena yang lain.Allah melimpahkan kecintaanNya dan menempatkan orang-orang yang dicintaiNya itu pada kedudukan yang tinggi dan mulia di Akhirat.

Allah menjelaskan bagaimana cintaNya di dalam Al-Quran kepada orang yang sungguh-sungguh beribadah berbuat kebaikan dan yang berakhlak mulia.
Diantaranya Allah berfirman:

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar."
( Q.S: Ali Imran,Ayat:146.)

"Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan."
( Q.S: Ali-Imran,Ayat: 134 )

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri."
( Q.S: Al-Baqarah. Ayat: 222 )

Untungnya Orang Bercinta.
Beruntunglah orang yang bercinta dengan Allah, karena mendapat perhatian,cinta dan kasih sayangNya. Istimewanya orang yang bercinta dengan Allah dan mendapat balasan cintaNya, seluruh isi langit dan bumi akan turut mencintainya. Dia menjadi kekasih Allah manakala orang yang
mencintainya turut mendapatkan kecintaan daripada Allah pula.
Orang yang mendapat kecintaan Allah akan hidup bahagia dan tenang ketika di dunia. Di Akhirat Allah akan berikan kebahagian yang kekal abadi.

Begitulah istimewanya orang yang bercinta dengan Tuhan yang Maha Pencinta.
Kita pasti tidak mau gagal dalam bercinta. Agar cinta kita berbalas, bercintalah denganNya,Tuhan yang Maha Pencinta…… dengan curahan cinta Nya yang Agung. Pasti akan mendapat balasan cinta yang istimewa
dariNya. Jangankan di Akhirat, selagi di dunia pun, akan terasa di hati balasan cintaNya.

Rasulullah pernah bersabda :-
Cintailah sesuatu itu sekadarnya saja. Karena Berkemungkinan ia akan menjadi kebencianmu pada suatu ketika. Dan Bencilah yang engkau benci itu sekadar saja..karena berkemungkinan ia akan menjadi kecintaanmu
pada suatu ketika.


Wallohu A’lam Bishowab




Jumat, 03 Desember 2010

yang harus difikirkan aktifis....

Hidup ini memang penuh masalah. Maka bila ada seseorang yang mengatakan bahwa hidupnya tidak ada masalah, maka sesungguhnya itulah masalahnya. Yaitu : tidak punya masalah.
 
Apakah lagi bagi yang bergelar Aktivis Dakwah Kampus, masalah adalah makanan sehari-hari mereka. Empat sehat lima sempurna. Gado-gado masalah selalu berseliweran di kepala. Bahkan ketika di dalam kelas saat kuliah, bisa jadi yang ada di fikirannya adalah “Jam segini rapat ini… jam sekian rapat itu…” Atau “Wah, proposal kegiatan belum jadi nih…” dsb. Hm.. repot juga ya.. Padahal kepala kan hanya satu . Oleh karena itulah, ADK perlu juga dibekali “Manajemen Konsentrasi”. Dan sebenarnya, shalat juga sudah mewakili dari training konsentrasi. Lima kali dalam sehari! Apatah lagi bila ditambah dengan shalat sunnah.

Kuliah dan dakwah “hanyalah” 2 bentuk masalah. Belum lagi bila ada ikhwah yang juga menjadi tulang punggung keluarga atau bahkan sudah menikah. Kuliah dan dakwah, sepintas, seperti berjumlah 2. Tetapi kita sering lupa, bahwa “anak cucunya” banyak. ‘Anaknya’ Kuliah : 144 SKS, ditambah menjadi asdos, tugas kuliah, belajar kelompok, Quiz, UTS, UAS, dll. ‘Anaknya’ Dakwah : dakwah di masjid, dakwah di fakultas, dakwah di universitas, dakwah di sekolah, dakwah di masyarakat, dakwah di dunia maya, dakwah di keluarga, dst. Hal tersebut belum termasuk penjabaran “cucunya”.
Menjadi mahasiswa dan Aktivis, hanya 2 peran manusia. Belum termasuk peran sebagai anak, sebagai kakak/adik, sebagai bagian dari masyarakat, sebagai murabbi, sebagai mad’u, sebagai karyawan (bagi yg sudah bekerja), sebagai qiyadah A-B-C-D, sebagai jundi A-B-C-D, dst.
 
Hidup memang penuh masalah… Dan dengan melihat aneka peran dan aneka aktivitas, maka masalah-masalah akan selalu ada, bahkan banyak. Sehingga seseorang harus pandai me-manage kepalanya untuk menghadapi atau mengatasi masalah yang dihadapi. Tapi tentu dengan sebuah catatan, bahwa “tidak semua masalah itu harus difikirkan”. ‘Kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang kita miliki.” Contohnya, ADK jangan sampai terbawa arus orang-orang yang lalai, orang-orang yang karena sedikitnya aktivitas orang-orang ini, membuatnya mempunyai waktu untuk bersuudzon, ghibah, sakit hati, sensitif, mengeluh dan sejenisnya.
Bayangkan, ADK yang demikian banyak peran dan aktivitasnya, harus disibukkan pula dengan urusan orang-orang yang bisa diistilahkan sebagai BSH atau Barisan Sakit Hati.

Sehingga waktu menjadi habis untuk mengurus masalah internal. Sedang di luar sana, kaum hedonis, feminis, kapitalis, missionaris, komunis, dan is-is yang lain sudah siap menerkam dari segala arah.

Jika saja Islam diamalkan dengan sebenar-benarnya, maka akan mengikis sekian persen masalah, yang tidak harus difikirkan itu. Penghematan. Hemat energi, yaitu dengan husnudzon, tidak iri dan dengki, tidak ghibah, tabayyun, tsiqoh dan musyawarah.

Tapi, sudah sejauh manakah pengamalan Islam kita ? Jika masih minim, maka akan ada pemborosan energi dari kepala dan juga hati. Subsidi ke kantong-kantong masalah yang seharusnya tidak perlu terjadi, yang tidak perlu difikirkan. Ingat, Hemat Energi! heheheee....
Bukan tanpa sebab air laut rasanya asin. Sebab, bias dibayangkan bila air laut rasanya tawar, semua kotoran dari daratan terutama bangkai dan sampah masuk kelaut. Lupakanlah sampah daratan, isi lautan saja sudah lebih dari cukup untuk meracuni udara bila air laut tawar. Luas lautan hamper dua per tiga luas bumi, ekosistem yang yang ada jumlahnya jutaaan atau bahjan lebih.

Pernahkah kita membaayangkan, seperempat saja penghuni lautan dari jenis ikan mati membusuk maka sisanya akan mati, bila air itu tawar. Bila semua ikan dilautan mati membusuk dan meracuni udara, sangat pasti semua makhluk didaratan bumi termasuk manusia akan turut musnah.
Apakah itu mungkin..? mengapa tidak, hitungan matematisnya adalah seekor bangkai tikus got (biar agak besar) akan menimbulkan bau yang tercium dari radius beberapa meter, bila kita berada didepan bangkai itu perut kita mual bahkan mungkin kepala ikut pusing karena bau yang menyengat. Nah loh….bangkai kambing dan sapi tentu radius bau lebih luas dan efeknyapun pasti lebih kenceng. Lalu bagaimana jika bangkai yang membusuk itu adalah ikan paus yang besarnya wuaaalah geudeee buangeet…, truss bukan seekor lagi tapi seperempat jumlah mereka yang ada di lautan ditambah ikan-ikan lain.. udara pasti terkontaminasi racun, tanpa ada penawar, tanpa ada penetralisir, kehidupan diatas bumi pasti musnah.

Akan tetapi, Allah dengan ilmunya telah menetapkan segala sesuatu tanpa sia-sia apalagi asal bikin (Rabbana ma kholaqta hadza bathila) tetapi dengan perencanaan (takhthith) yang matang (in kulla syain illa biqadar). Air laut rasanya asin, inilah penawar yang telah Allah ciptakan, inilah penetralisir bau bangkai menyengat. Ombak yang tecipta dari suhu udara dan angin mengaduk-aduk isi perut laut sehingga keseimbangan itupun tercipta menghindarkan kemusnahan yang mengerikan.
Terkadang bahkan mungkin lebih sering kita mengutuk dang meratap, mana keadilan Allah, mana risky Allah untuk kita pada saat kita merasa kesulitan. Padahal bila kita merenung sejenak kemudian memikirkan jsekian banyak nikmat Allah ynag terasa namun tidak pernah dirasa dan disadarai, sungguh kenikmatan itu sangat banyak dan tidak akan menyisakan waktu jeda untuk berkata mana nikmat Allah?… mata memandang dalah nikmat, telingan mendengar adalah nikmat, hidung mencium bau adalah nikmat, berjalan adalah nikmat, semua adalah nikmat yang jarang bahkan mungkin (naudzubillah) tidak pernah kita sadari dan kita syukuri. Rabbanghfirlana dzunubana.
Selalu ada hikmah dalam setiap ciptaan Allah di alam yang luas ini, dan hikmah itu akan didapat oleh mereka yang mau membaca fenomena dan mensyukuri nikmat Allah sekecil apapun bentuknya, wan ma yu`tal hikmata faqad utiya khoiron katsiro.
Itu baru sisi negative apabila air laut rasanya tawar, lalu bagaimana bila kita kaji nilai positif dari lautan dan apa yang ada didalamnya, sungguh ayat-ayat Allah sangat banyak yang menyitir lautan dan yang berkenaan dengannya. Dalam konteks kebaikan ada bahtera berlayar dilautan dengan teknologi angin dan hukum Archimedes, menyelam mengambil mutiara. Dalam konteks adzab, ada fira’un dan anak nabi Nuh yang ditenggelamkan. Dalam konteks pengetahuan, ada perumpamaan di dalam Al-qur`an”jika air lautan dijadikan tinta maka ilmu Allah tidak akan habis. Akan tetapi, ada pertanyaan menggelitik jika kita mengkaji laut dengan konteks Negara kita Indonesia, kenapa limpahan anugerah lautan yang begitu luas ini tidak mampu mensejahterakan bangsa yang besar ini? Ada apa dengan Negara kita, apakah kita termasuk mereka yang tidak mensyukuri nikmat lautan yang sarat dengan kebaikan?… wallahu a’lam, yang jelas pengelolaan bangsa ini mesti titingkatkan, dan yang paling pentingadalah siapa Pengelola itu?…jangan sampai menyimpan orang yang tidak cakap ditempat cakap,

Fabiayyialaairabbikuma tukadziban, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan. Fenomena ini dengan cerdas dicatat dalam kitab al-Bidayah wan-Nihayah.



Puisi,, mewakili kata hati

Pandang memagut sejuta bayang haru
Hatiku menjerit mendengar tangisanmu
Selaksa kabut bergayut dikelopak matamu
Sejuta rasa berbaur tanpa irama tanpa nada, sendu
Tabah, sabar, sedih, haru, berbaur menyatu
Nak, ia telah pergi ke pangkuan Ilahi…
Tak kembali walau tuk sekali
Ia telah tiada tapi usah kau lara
Sedu sedanmu hanya kan sia-sia
Tak cukup kata tuk buatnya kembali ada
Kokoh tubuhnya berganti, ringkih dimakan usia
Hitam rambutnya berbaur uban menyela
Sinar matanya tetap tajam walau kian redup
Semua demi kita,… ya, demi kita, agar tetap bertahan hidup
Dua puluh empat tahun berselang
Dua puluh empat tahun yang tak mungkin diulang
Dua puluh empat tahun ia terbaring menyisakan belulang
Dua puluh empat tahun ia pergi tanpa pernah melihatmu pulang
Ia tiada namun semangatnya tetap menyala didada
Ia pergi namun mimpi-mimpinya selalu menyertai
***
Kemarin, kupulang bersiul riang
Ingin kukabarkan padamu aku tlah temukan belahan jiwaku
Namun, kau tak kujumpa…hanya bunda yang kusua
Calon mantumu, bakal ibu dari cucu yang kau rindu tak sempat kau beri restu
Tapi, aku tahu, kau pasti setuju pilihanku
Sejenak ku pergi
Mungkin hampir sepuluh menit tinggalkan monitor ini
Ku menjerit… ya, menjerit walau dihati
Air mata tak mampu kubendung, berderai tiada henti
Sesak nafasku menahan rasa
Kelu lidahku menelan luka
Berat dadaku terhimpit duka
Isak tangisku tertahan
Tak lagi mampu kutahan
Yah…
Anakmu datang ke peraduanmu
Mengumandangkan doa pada-Nya dipusaramu
Semoga Ia terima amal dan ibadahmu
Tak sempat kukecup kerutan didahimu
Tak pernah ku usap keriput ditanganmu
Tak sekalipun kusandarkan kepalaku didadamu
Kurindu bibirmu menyentuh ubun-ubun kepalaku
Ya Allah kuatkan hatiku, ampuni dosa ayah ibuku
Amin.

Rabu, 01 Desember 2010

kupu-kupu cantik

Sssst…
Mari kubisikkan…
Kepompong itu kuat, tangguh, dan mandiri
Mari kubisikkan lagi…
Kelak ia akan menjadi kupu-kupu cantik di taman bungamu
Kau tak tahu…
Kini aku sedang berkepompong
Kau tak mengerti…
Kelak aku kan menjadi kupu-kupu cantik
Lihat nanti…
Kepompong yang tak mau kau tatap saat ini
Bukan karena ia tak berarti
Cuma karena masa belum menepi
Biarlah waktu yang kan memberi bukti
Sssst…
Mari kubisikkan…
Suatu saat,
Aku kan menjadi kupu-kupu cantik
Yang dengan satu kepakan sayapku mampu menyilaukan pandangan matamu
Mengangakan mulut besarmu
Menopang dagu keherananmu
Menghabiskan semua energimu



www.dakwatuna.com

lisan tak bertuan

ini sebuah nasyid yang ana ambil dari sebuah album nasyid maidani ,,, selamat menyanyikan,, ^_^

Kata yang telah terucap
Tak akan dapat kembali
Bila telah sakit di hati
Tiada mudah tuk terobati
Kepada Allah keampunan akan selalu diraih
Pada manusia kemaafan terasa sulit diberi

Ingin jujur berkata dalam tiap bicara
Namun yang ada terkadang hanya dusta
Ingin lisan selalu berhiaskan hikmah
Namun yang ada terkadang hanya ghibah

Sungguh tiada mudah untuk merangkai kata
Yang dapat mendamaikan setiap rasa

Mari kita tersenyum di dalam diam
Bila tertawa dapat menghinakan (melenakan)
Mari kita tertawa di dalam senyuman
Bila dapat memberikan ketenangan (kedamaian)

antara mata dan hati

Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian. Keduanya merupakan sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Ketika seseorang memiliki niat untuk melakukan sesuatu yang muncul dari dalam hati, maka dia memerlukan mata sebagai penuntunnya. Untuk melihat, mengamati, dan kemudian otak ikut bekerja untuk mengambil keputusan.
Bila seseorang memiliki niat untuk melakukan amal yang baik, maka mata menuntunnya kearah yang baik pula. Dan bila seseorang berniat melakukan suatu perbuatan yang tidak baik, maka mata akan menuntunnya kearah yang tidak baik pula.

Sebaliknya bisa pula terjadi, ketika mata melihat sesuatu yang menarik, lalu melahirkan niatan untuk memperoleh kenikmatan dari hal yang dilihatnya, maka hati akan mendorong mata untuk menjelajah lebih jauh lagi, agar dia memperoleh kepuasan dalam memandangnya. Sehingga Allah SWT memberikan kepada kita semua rambu-rambu yang sangat antisipatif, yaitu perintah untuk menundukkan pandangan: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya." (QS. An Nuur: 30-31)
Demikianlah hal yang terjadi, sehingga ketika manusia terpuruk dalam kesesatan, maka terjadilah dialog antara mata dan hati, seperti yang dituturkan oleh seorang ulama besar Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dalam bukunya "Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu".

Hati berkata kepada Mata
Kaulah yang telah menyeretku kepada kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan karena aku mengikutimu beberapa saat saja. Kau lemparkan kerlingan matamu ke taman itu, kau mencari kesembuhan dari kebun yang tidak sehat, kau salahi firman Allah, "Hendaklah mereka menahan pandangannya", kau salahi sabda Rasulullah Saw, "Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan memberi balasan iman kepadanya, yang akan didapati kelezatannya di dalam hatinya". (H.R. Ahmad)

Sanggahan Mata terhadap Hati
Kau zhalimi aku sejak awal hingga akhir. Kau kukuhkan dosaku lahir dan batin. Padahal aku hanyalah utusanmu yang selalu taat dan penuntun yang menunjukkan jalan kepadamu. Engkau adalah raja yang ditaati. Sedangkan kami hanyalah rakyat dan pengikut. Untuk memenuhi kebutuhanmu, kau naikkan aku ke atas kuda yang binal, disertai ancaman dan peringatan. Jika kau suruh aku untuk menutup pintuku dan menjulurkan hijabku, dengan senang hati akan kuturuti perintah itu. Jika engkau memaksakan diri untuk menggembala di kebun yang dipagari dan engkau mengirimku untuk berburu di tempat yang dipasangi jebakan, tentu engkau akan menjadi tawanan yang sebelumnya engkau adalah seorang pemimpin, engkau menjadi buidak yang sebelumnya engkau adalah tuan. Yang demikian itu karena pemimpin manusia dan hakim yang paling adil, Rasulullah Saw, telah membuat keputusan bagiku atas dirimu, dengan bersabda: "Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik pula, dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati." (H.R. Bukhori Muslim dan lainnya).
Abu Hurairah Ra. Berkata, "Hati adalah raja dan seluruh anggota tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik, maka baik pula pasukannya. Jika raja buruk, buruk pula pasukannya". Jika engkau dianugerahi pandangan, tentu engkau tahu bahwa rusaknya para pengikutmu adalah karena kerusakan dirimu, dan kebaikan mereka adalah karena kebaikanmu. Jika engkau rusak, rusak pula para pengikutmu. Lalu engkau lemparkan kesalahanmu kepada mata yang tak berdaya. Sumber bencana yang menimpamu adalah karena engkau tidak memiliki cinta kepada Allah, tidak menyukai dzikir kepada-Nya, tidak menyukai firman, ‘asma dan sifat-sifat-Nya. Engkau beralih kepada yang lain dan berpaling dari-Nya. Engkau berganti mencintai selain-Nya.
Demikianlah, mata dan hati, sepasang sekutu yang sangat serasi. Bila mata digunakan dengan baik, dan hati dikendalikan dengan keimanan kepada Allah SWT, maka kerusakan dan kemungkaran dimuka bumi ini tak akan terjadi. Namun bila yang terjadi adalah sebaliknya, maka kerusakan dan bala bencanalah yang senantiasa menyapa kita.
Robb, bimbinglah kami, agar kami mampu mengendalikan hati kami dengan keimanan kepada-Mu, mengutamakan cinta kepada-Mu, dan tidak pernah berpaling dari-Mu.
Allaahumma ‘aafinii fii badanii, Allaahumma ‘aafiniifii sam’ii, Allaahumma ‘aafinii fii bashorii. Aamiin.
Ya Allah, sehatkanlah badanku, sehatkanlah pendengaranku, sehatkanlah penglihatanku

Minggu, 28 November 2010

berhati-hatilah terhadap kelalaian


“Janganlah sekali-kali kamu berputus asa dalam bencana, karna akan datang solusi yang segera melepaskan jerat bencana itu”

Saudariku……..
Waspadalah terhadap kelalaian, yaitu lupa dari berzikir kepada Allah swt, meninggalkan sholat, berpaling dari Al-Qur’an, serta meninggalkan pengajian atau majelis yang bermanfaat. Hati akan menjadi keras dan terkunci sehingga tidak mampu lagi mengenal yang ma’ruf dan mengingkari yang munkar serta tidak mampu lagi untuk memahami agama secara benar. Mereka yang seperti itu akan memiliki hati yang resah, sedih, sengsara, dan pikiran yang kusut. Itu adalah akibat dari kelengahan kita serta kelalaian yang kita perbuat didunia. Coba kita merenung sejenak, ketika kita melakukan semua hal yang tidak bermanfaat bahkan melanggar agama…….apa yang akan kita terima kelak dihari akhir???????

Maka dari itu……. Wahai saudariku……mari kita bersama-sama untuk selalu mendekatkan iri kepada Allah swt, lisan kita hendaklah selalu kita mengingat Allah swt. Berzikir kepada-Nya dimanapun kita berada.

Allah swt berfirman dalam surat Ar-Ra’du ayat 28 yang artinya “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah..karna hnya dengan mengingat Allah hati kita menjadi tentram”.

Bekal: janganlah menunggu datangnya kebahagiaan untuk dapat tersenyum, tapi tersenyumlah agar kamu berbahagia


salam semangat dari saudaramu ini yang selalu setia mencari kebenaran dan selalu berusaha untuk istiqomah.
"NAILUL HIDAYATI" ^_^


Sabtu, 27 November 2010

Doa : kekuata luar biasa

KETIKA kumohon pada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat.

KETIKA kumohon pada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk dapat kupecahkan.

KETIKA kumohon pada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berfikir. KETIKA kumohon pada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk dapat ku atasi.

KETIKA kumohon pada Allah sebuah cinta, Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk ku tolong.

KETIKA kumohon pd Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan.

Aku tak pernah menerima apa yg kuminta tapi aku menerima segala yg kubutuhkan. Doaku terjawab sudah."

Jangan Hancurkan Hatimu…….

Wahai zaman, jika engkau masih mempunyai sisa yang dapat menghinakan orang mulia, maka berikanlah…..

Hindarilah segala yang menyia-nyiakan waktu. seperti membaca majalah jorok, gambar porno, cerita-cerita murahan yang dapat merusak akhlak.
Wahai saudariku………
Gunakanlah waktu untuk hal-hal yang bermanfaat. Seperti membaca buku-buku Islam. Buku buku motivasi yang membangkitkan semangat dalam berislam,,,, kita mengaku orang islam……tapi,,, apakah kita sudah kenal dengan baik tentang Islam itu sendiri??……apa yang sudah kita berikan untuk Islam,,,,?? apakah kita sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat dialam kubur nanti……??…apakah kita sudah siap untuk mati…….kapan nyawa kita dicabut??, kita tidak tau……
Wahai saudariku ……
Bersegeralah gunakan waktumu yang tersisa ini untuk kebaikan…..

Ketahuilah ……wahai saudariku…….
Allah pemegang kunci kunci-kunci ilmu ghaib…Allahlah yang menghilangkan kesedihan dan kegundahan. ..

Do’a ku……

Ya Allah aku berlindung kepada- Mu dari kegelisahan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari ketidak berdayaan dan kemalasan, aku berlindung kepada Mu kebakhilan dan kepengecutan, aku berlindung kepada Mu dari jeratan utang dan dominasi orang lain…….

Seringlah berdo’a pada Allah…karma Allah lah pemilik dirimu….
Maka insyaAllah kegelisahan, kegundahan dan kesedihanmu akan hilang……

Cahaya kemilau:
“Manfaatkan detik untuk bertasbih, menit untuk berfikir, dan jam untk beramal”




Kamis, 25 November 2010

apa ya...!!!!

assalamualaikum akhwatifillah...
apa kabar hari ini..!!!
ukhti,, untuk mendapatkan ketenangan bathin ini..coba camkan dalam hati kita:
Aku hanya akan hidup hari ini..
maka aku akan mengucapkan..
"wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai..tenggelamlah seperti mataharimu.. aku tak kan pernah menangisi kepergianmu dan kamu tdk akan prnh melihatku termenung sedetikpun utk mengingatmu.. Kamu telah meninggalkan kami semua..pergi dan tak pernah kembali...

Wahai masa depan..
engkau masih dlm keghaiban,,maka aku tdk akan prnh bermain dgn khayalan dan menjual diri hanya utk sebuah dugaan.. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yg blm tentu ada..karna esok hari mungkin tak ada sesuatu.. esok hari adalah sesuatu yg blm d ciptakan dan tak ada satupun darinya yg dpt d sebutkan.."

Antara Diam dan Berkata-kata

Bila memisahkan keduanya sebagai sebuah objek sikap yang patut dipertimbangkan, maka dalam proporsinya, kedua sikap tersebut memiliki manfaat sekaligus kekurangannya. Memilah sikap dari kedua pilihan tersebut, dalam keseharian akan selalu kita butuhkan. Dan perkara yang diperlukan adalah tentang menjadikan dua sikap tersebut tidak jatuh dalam kesiaan atau berlebih-lebihan.

Misalnya, berkata-kata dan kemampuan berbicara di depan khalayak umum menjadi sebuah kebutuhan karena kita memiliki fungsi sebagai makhluk sosial dengan kebiasaan berinteraksi antar sesama. Untuk kepentingan itu, berkata-kata adalah sebuah jalan sikap yang harus diambil. Lalu bagaimana dengan diam?

Sama halnya, diam memiliki faedah dan syarat kondisionalnya tersendiri. Yang penting adalah kita mengetahui waktu-waktu yang tepat untuk mengambil diam sebagai sikap kala kita berinteraksi dengan orang lain. Diam bahkan bisa menjadi kebiasaan efektif yang bila diterapkan akan membuat diri kita menjadi lebih produktif. Yaitu dengan membiasakan lebih banyak diam dan mendengar daripada berbicara

Pada umumnya, orang yang banyak berbicara (berkata-kata) adalah orang yang lemah kepribadiannya. Ciri orang intelek menurut Islam yang disebutkan Al-Qur’an adalah orang yang mendengarkan perkataan orang lain (alladziina yastami’unal qaul) dan mengikuti yang baik dari perkataan itu (fayattabiuna ahsanah). Ia adalah orang yang mau mendengarkan dan menganalisis.

Pada umumnya juga, orang pandai yang suka mendengarkan orang lain akan disukai. Sebagian manusia lebih siap untuk didengarkan daripada mendengarkan. Ada orang yang mempunyai kebiasaan berbicara dulu, baru berpikir sehingga ketika akan berhenti berbicara, dia tidak menemukan bagaimana caranya berhenti atau akan kesulitan untuk berhenti. Karena itu, diam menunjukkan kekuatan kepribadian seseorang. Kemampuan mendengarkan adalah kekuatan kepribadian yang luar biasa besarnya.

Mekanisme yang baik adalah seperti ini: Jika ingin berbicara, sebaiknya kita harus benar-benar yakin bahwa apa yang akan disampaikan adalah sesuatu yang sudah dipikirkan. Kurangilah perkataan-perkataan yang muncul secara refleks. Biasakanlah diam atau merenung, maka kita akan menjadi produktif dalam hidup. Diam bukan dalam arti kita sama sekali tidak berbicara, melainkan diam dalam arti hanya berbicara jika ada kebutuhan untuk itu.

Ada mekanisme lain juga yang telah ditunjukkan bila kita merujuk kepada Al-Qur’an

“...Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. An-Nisa’: 8 ) (Qaulan sadiidan)

“…Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya,” (QS. An-Nisa’:63) (Qaulam Baliighan)

Perkataan yang baik juga disebut dengan Qaulam ma’rufa dalam QS. Al-Baqarah: 263.

Al-Qur’an menunjukkan pilihan dalam berbicara yakni pembicaraan yang disertakan perkataan yang baik. Dan mekanisme mana lagi yang lebih baik dibandingkan dengan anjuran yang difirmankan olehNya?

Iklan sponsor: Diam atau Berbicara? Bijak saja lah!

Rabu, 24 November 2010

Menemui saudariku’
Gagahnya deru langkah pagi ini menyuratkan berjuta hikmah terindah dalam setiap detik denyut nadi penghidupan. Puja beserta puji hendaknya selalu tercurah kepada Allah SWT. Selanjutnya salawat beserta salam atas junjungan kita nabi Muhammad SAW. Ukhti lewat sepucuk surat kenangan atau mungkin surat ana yang pertama dan yang terakhir, namun jika Allah berkenang mungkin pula surat ini adalah surat pertama dan surat pembuka ikatan silaturahmi di antara kita, hanya waktu yang mampu menjawabnya. Ana bukanlah seorang pujangga yang mampu melenakan dengan kata-kata dan ana juga bukan WS.Rendra yang mampu membuat ukhti terkesima, ana hanya seorang insan biasa yang hanya mampu merangkai kata demi menyibak beribu makna. Ukhti yang sholehah, bersama denting pena dimalam sunyi ana mencoba menggoreskan apa yang terasa dan apa yang patut ana ungkapkan, ukhti tak terbersit sedikitpun dihati ana akan rahmat Allah yang diberikannya kepada ukhti, tak terlintas dimata ana ukhti akan berani mengungkapkannya, meskipun itu hanya lewat sebuah surat, ana merasa bersyukur .mempunyai saudari seperti ukhti, taukah ukhti ketika ana menerima surat ukhti kemaren sore, ana menyangka itu adalah surat undangan rapat atau surat-surat penting tentang pengelolaan organisasi kita.
mungkin di smbung besok aja kali ya,,, mo istirahat dulu..
kita sambung lagi ya,,
Ukhti semoga Allah selalu merahmatimu, bukannya ana tak menghargai perasaan ukhti sama sekali dan bukan pula ana ingin menepis perasaan yang ukhti miliki terhadapku, tapi,,,masa belum bisa memberi waktu bagi kita untuk mengikuti kekangan hawa nafsu yang meruntuhkan berjuta angan, beribu mimpi, dan berasa sampai kearah tersebut. Ana mengerti bagaimana perasaan ukhti saat membaca surat ini, jika ukhti mau membenci ana setelah membaca surat ini ana merelakannya, agar jauh jarak kita bisa membuat kita introspeksi diri, tapi,,ana mohon jangan buang ana sebagai saudara ukhti.
Adikku jika kejujuran telah ukhti sampaikan kepada ana tentang perasaan ukhti, ternyata ukhti lebih berani dari diri ana yang hanya mampu menyimpan, ana tlah terlebih dahulu merasakan hal yang sama semenjak ana mengenal ukhti, namun ana tak ingin perasaan ini mengganggu hubungan kita dalam organisasi. Ukhti ana merasa beruntung mengenal ukhti selama ini, karena semangat yang ukhti miliki, semangat yang tak ana temukan pada saudrai ana yang lain, keegoisan yang sekali-kali membuat ana berfikir untuk melawan, dan terkadang kecerian yang selalu meramaikan taman-taman kesepian dalam diri ana. Ana berfikir kembali dalam kesunyian ini dan ana harap pemikiran ana kali ini tak merugikan ana dan ukhti, jalan kita masih panjang banyak onak dan duri yang akan kita lalui. Masa yang begitu sulit kita lalui selama ini belum seberapa jika dibandingkan dengan tingginya gelombang pasang dan amukan badai agar kita mampu berlayar ke pulau impian dengan penuh kemenangan. Coba ukhti ingat kembali kisah Adam dab Hawa, Romeo dan Juliet serta Laila dan Majnun yang karena menurutkan rasa cinta rela mengorbankan segalanya,. Tapi dengan itu semua kita dapat mengambil berjuta pelajaran dan beribu manfaat, dengan demikian kita dapat memetik berjuta hikmah didalamnya, apalah gunanya kita memperturutkan nafsu dunia jika hal tersebut dapat meruntuhkan berjuta tembok-tembok peradaban masa depan yang telah lama kita bangun.
Ukhti jika Allah berkenang suatu saat nanti kita pasti akan dipertemukannya dalam suatu ikatan yang diredhainya, Amiin…